Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tubuh Perlu Sarapan Setelah Tidur Malam, Simaklah Penjelasannya

Kompas.com - 31/07/2018, 15:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kita pasti sering merasa lapar setelah bangun tidur malam hari. Kondisi itu jamak ditemui karena faktanya energi terkuras saat tidur.

Bahkan, tidur malam delapan jam sudah bisa disamakan dengan masa berpuasa pada durasi yang sama. 

Dalam fase itu, tubuh tidak mendapat asupan masakan apa pun. Namun di sisi lain, beberapa organ tubuh—jantung, otak, pankreas, dan sistem pencernaan—tetap bekerja.

Menurut Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Ulul Albab SpOG, kondisi itu disebut sebagai metabolisme basal.

Metabolisme basal adalah kondisi di mana organ tubuh tetap bekerja dan membutuhkan energi—sekitar 30-35 kkal/kg berat badan (bb).

Sehingga, tak heran jika tubuh tetap membutuhkan asupan gizi ketika bangun.

“Perlu dicatat, setiap orang memiliki berat badan dan kondisi berbeda-beda, jadi pastikan dulu faktor-faktor tersebut untuk pemenuhan asupan gizi saat bangun,” kata Ulul.

Baca juga: Apakah Sarapan Siang-Siang Itu Baik?

Hal itu disampaikan saat acara kampanye Energen ”Sarapan Bernutrlsi Agar Perut Terisl Slap Konsentrasi", di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Pemenuhan gizi paling memungkinkan adalah lewat sarapan.

Aktivitas ini tak boleh dianggap remeh, karena selain bisa mengembalikan energi tubuh yang hilang setelah tidur, juga berpengaruh untuk menjalani hari.

Bahkan, menurut Ulul, sarapan memiliki korelasi positif dengan kinerja kognitif dan prestasi anak saat di sekolah.

Kinerja kognitif ini terutama dalam hal daya ingat, kemampuan memerhatikan pelajaran hingga konsentrasi saat di sekolah.

“Anak-anak yang tidak melakukan sarapan akan cenderung lamban dalam beraktivitas dan memiliki tingkat konsentrasi rendah."

"Fakta ini menunjukkan, sarapan untuk anak, terutama ketika anak masih sekolah adalah aktivitas penting,” kata dia.

Fakta lain adalah anak-anak memiliki metabolisme glukosa otak lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com