5. Merokok
Merokok dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal ini tidak mengagetkan karena pada bungkus rokok dinyatakan secara terang-terangan kalau merokok dapat menjadi penyebab hipertensi.
Ya, merokok dapat menjadi penyebab darah tinggi karena membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama —meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4 milimeter air raksa (mmHg).
Kandungan nikotin pada rokok memicu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah sekaligus meningkatkan tekanan darah.
Merokok juga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah, sehingga bukan saja meningkatkan risiko hipertensi, namun dapat mengembangkan penyakit lainnya di kemudian hari seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.
Secara sederhana, kombinasi merokok dan hipertensi menempatkan seseorang pada risiko yang lebih besar terkena berbagai penyakit yang sudah disebutkan di atas dibandingkan dengan orang yang memiliki hipertensi namun tidak merokok.
Baca juga: Merokok Vs Obesitas, Mana yang Risiko Kematiannya Lebih Tinggi?
6. Minum minuman keras
Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa kebiasaan minum miras dalam jumlah berlebihan dalam waktu lama dapat menjadi penyebab darah tinggi atau memperburuk gejala hipertensi jika sudah terdiagnosis penyakit tersebut.
Alkohol justru dapat mempersempit pembuluh darah jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dan berulang. Lama-kelamaan, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ dalam lainnya yang tentunya meningkatkan berbagai risiko kesehatan.
Untuk mengontrol tekanan darah agar selalu berada dalam rentang yang normal, konsumsilah alkohol tidak lebih dari satu minuman beralkohol per hari untuk wanita dan tidak lebih dari dua minuman per hari untuk pria.
Jika kita mengurangi konsumsi alkohol, penelitian menunjukkan bahwa ini dapat menurunkan tingkat tekanan darah sistolik sebanyak 3 mm Hg.
Baca juga: Bahaya Mencampur Minuman Beralkohol dengan Minuman Energi
Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia. Namun kondisi ini paling sering terjadi pada usia paruh baya.
Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala yang berart mereka baru tahu memiliki tekanan darah tinggi ketika melakukan medical check up secara rutin.
Penyebab hipertensi skunder
Dalam beberapa kasus, kondisi medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang meningkat karena alasan tersebut dinamakan dengan hipertensi sekunder.
Hipertensi skunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan tekanan darah melonjak tinggi dibandingkan dengan hipertensi primer.
Tidak hanya pengaruh kondisi medis tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi besar menjadi penyebab hipertensi skunder.
Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi skunder:
Apa saja yang faktor yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi?
Istilah “faktor risiko” itu sendiri bukan penyebab hipertensi secara langsung. Melainkan hanya kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi.
Nah oleh sebab itu, semakin banyak faktor risiko hipertensi yang dimiliki, semakin besar pula peluang seseorang kena tekanan darah tinggi.
Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan dapat diubah. Beberapa faktor risiko hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk:
Sementara faktor risiko hipertensi yang masih bisa diubah termasuk:
Apa saja gejala tekanan darah tinggi yang harus diwaspadai?
Orang yang memiliki darah tinggi biasanya tidak menunjukan ciri atau gejala apapun. Bahkan mungkin benar-benar tidak menyadari bahwa dirinya mengalami tekanan darah tinggi.
Alasan utama untuk masalah ini adalah bahwa hipertensi yang tidak terdiagnosis sering menampilkan gejala yang tidak terlihat.
Satu-satunya cara jitu untuk menentukan secara yakin adanya hipertensi adalah melalui tes tekanan darah secara teratur.
Meskipun banyak orang mengalami hipertensi tanpa tanda-tanda peringatan yang jelas, kamu mungkin dapat mengalami gejala yang menunjukkan tingkat tekanan darah yang tidak sehat. Orang dalam kategori ini sering memiliki tekanan darah yang jauh lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Baca juga: Mengenali Problem Hipertensi, Gejala, dan Pemicunya
Secara umum, beberapa gejala hipertensi yang sering dialami banyak orang termasuk:
Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas, dan khawatir tentang tingkat tekanan darah saat ini, segeralah periksakan diri ke dokter.