Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Penyebab Hipertensi yang Harus Kita Ketahui

Kompas.com - 03/08/2018, 14:25 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa prevelensi penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) di seluruh dunia terus meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi.

Secara tidak langsung, angka ini turut menyumbang kepada peningkatan kasus hipertensi secara global di masa depan. Mengetahui berbagai penyebab hipertensi dapat menurunkan risiko kita terkena penyakit ini di kemudian hari.

Ada dua jenis hipertensi yang ditentukan berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer dan hipertensi skunder. Simak semua informasi tentang penyebab hipertensi di bawah ini.

Penyebab hipertensi primer

Sebanyak 95 persen orang dengan tekanan darah tinggi mengalami hipertensi primer (esensial), yaitu tingginya tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya secara jelas. Hipertensi jenis ini cenderung muncul secara bertahap selama bertahun-tahun.

Baca juga: Apakah Tekanan Darah Tinggi dapat Disembuhkan?

Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab hipertensi primer. Namun beberapa kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat juga ikut dapat berkontribusi menjadi penyebab hipertensi primer. Beberapa kebiasaan tidak sehat ini meliputi:

1. Asupan garam yang tinggi

Ilustrasi makanan nitrub Ilustrasi makanan
Garam merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang jadi penyebab hipertensi. Lalu apa hubungan antara garam dan tekanan darah?

Ternyata asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang dalam tubuh kita. Nah, kadar natrium dalam tubuh bisa meningkat dan menyebabkan retensi natrium.

Retensi natrium dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah terhadap dinding pembuluh darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Oleh sebab itu, kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi disarankan oleh dokter untuk membatasi asupan garamnya.

Tak hanya garam biasa atau garam meja saja, orang yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus menghindari garam atau natrium dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan kemasan, fast food, dan lain sebagainya.

Bahkan, meski sudah minum obat untuk menurunkan tekanan darah, orang yang memiliki hipertensi juga tetap harus mengurangi asupan garamnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Human Hypertension tahun 2002 menyatakan bahwa pengurangan asupan garam dari 10 gram menjadi 6 gram per hari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

Pada akhirnya hal tersebut dapat menurunkan 14 persen risiko kematian akibat stroke dan 9 persen kematian akibat penyakit jantung koroner pada penderita hipertensi.

Baca juga: Mana yang Lebih Bahaya: Kebanyakan Gula atau Garam?

 

2. Stres

Ilustrasi stresDragonImages Ilustrasi stres
Kata orang, stres berkepanjangan dapat menjadi penyebab hipertensi. Ternyata anggapan ini bukan mitos belaka.

Pasalnya, stres membuat otak melepaskan hormon-hormon stres dalam tubuh, seperti kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang semuanya dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung serta menyempitkan diameter pembuluh darah.

Akibatnya, tekanan darah akan mengalami peningkatan 30-40 persen. Walau peningkatan tekanan darah ini bersifat sementara.

Meski begitu, melonjaknya tekanan darah tinggi yang terjadi secara tiba-tiba dan hanya sebentar tetap saja berbahaya. Bahkan, sama bahayanya dengan tekanan darah tinggi kronis. Pada situasi tersebut, kerusakan pada pembuluh darah, jantung, dan ginjal juga bisa terjadi.

Jadi, jika kamu sering merasa stres atau cemas, maka hal tersebut lama-lama dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, dan ginjal, yang dapat memicu tekanan darah tinggi kronis di kemudian hari.

Tak hanya itu, stres juga seringkali membuat kita melakukan kebiasan-kebiasan yang tidak sehat, misalnya merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan dalam porsi yang berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebut justru dapat menjadi penyebab darah tinggi.

Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Stres

3. Malas gerak

Ilustrasi malas gerakDigital Vision. Ilustrasi malas gerak
Malas gerak merupakan penyebab hipertensi yang seringkali dianggap remeh. Biasanya orang yang kurang aktivitas fisik dan olahraga memiliki detak jantung yang cenderung lebih cepat.

Hal ini membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatkan tekanan darah.

Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama diketahui sebagai cara efektif untuk mengurangi risiko hipertensi dan membantu mengontrol tekanan darah tinggi pada orang yang memang memiliki riwayat penyakit tersebut.

Jangan beralasan tidak punya waktu, olahraga sebenarnya sangat mudah dilakukan, kok. Tak perlu olahraga intensitas tinggi, kamu bisa naik ke ruang kelas atau kantor lewat tangga, bukan eskalator atau lift. Ketika jalan-jalan di mal, jangan hanya diam di eskalator. Panjat tangganya seolah naik tangga biasa.

Baca juga: Malas Gerak, Salah Satu Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia

4. Obesitas

Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggangnito100 Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggang
Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab tekanan darah tinggi yang paling sering terjadi.

Kamu tergolong kelebihan berat badan kalau indeks massa tubuh di atas 23. Sedangkan tergolong obesitas kalau indeks massa tubuh di atas 25. Cek dulu berapa indeks massa tubuh Anda dengan kalkulator IMT di sini.

Semakin berat massa tubuhmu, semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Karena itu, tekanan dalam arteri akan naik agar darah bisa diedarkan dengan lancar. Akibatnya, jantung yang dipaksa kerja keras lama-lama bisa mengalami kerusakan.

Baca juga: Hati-hati, Risiko Kesehatan di Balik Obesitas

 

5. Merokok

Ilustrasi merokok dan minum minuman beralkoholSteve Mason Ilustrasi merokok dan minum minuman beralkohol
Merokok dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal ini tidak mengagetkan karena pada bungkus rokok dinyatakan secara terang-terangan kalau merokok dapat menjadi penyebab hipertensi.

Ya, merokok dapat menjadi penyebab darah tinggi karena membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama —meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4 milimeter air raksa (mmHg).

Kandungan nikotin pada rokok memicu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah sekaligus meningkatkan tekanan darah.

Merokok juga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah, sehingga bukan saja meningkatkan risiko hipertensi, namun dapat mengembangkan penyakit lainnya di kemudian hari seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.

Secara sederhana, kombinasi merokok dan hipertensi menempatkan seseorang pada risiko yang lebih besar terkena berbagai penyakit yang sudah disebutkan di atas dibandingkan dengan orang yang memiliki hipertensi namun tidak merokok.

Baca juga: Merokok Vs Obesitas, Mana yang Risiko Kematiannya Lebih Tinggi?

6. Minum minuman keras

Ilustrasi minuman beralkohol.Thinkstockphotos Ilustrasi minuman beralkohol.
Alkohol dapat melebarkan pembuluh darah sehingga mampu menurunkan tekanan darah untuk sementara. Namun, hal tersebut terjadi jika alkohol dikonsumsi dalam skala yang kecil.

Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa kebiasaan minum miras dalam jumlah berlebihan dalam waktu lama dapat menjadi penyebab darah tinggi atau memperburuk gejala hipertensi jika sudah terdiagnosis penyakit tersebut.

Alkohol justru dapat mempersempit pembuluh darah jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dan berulang. Lama-kelamaan, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ dalam lainnya yang tentunya meningkatkan berbagai risiko kesehatan.

Untuk mengontrol tekanan darah agar selalu berada dalam rentang yang normal, konsumsilah alkohol tidak lebih dari satu minuman beralkohol per hari untuk wanita dan tidak lebih dari dua minuman per hari untuk pria.

Jika kita mengurangi konsumsi alkohol, penelitian menunjukkan bahwa ini dapat menurunkan tingkat tekanan darah sistolik sebanyak 3 mm Hg.

Baca juga: Bahaya Mencampur Minuman Beralkohol dengan Minuman Energi

Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia. Namun kondisi ini paling sering terjadi pada usia paruh baya.

Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala yang berart mereka baru tahu memiliki tekanan darah tinggi ketika melakukan medical check up secara rutin.

Penyebab hipertensi skunder

Dalam beberapa kasus, kondisi medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang meningkat karena alasan tersebut dinamakan dengan hipertensi sekunder.

Hipertensi skunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan tekanan darah melonjak tinggi dibandingkan dengan hipertensi primer.

Tidak hanya pengaruh kondisi medis tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi besar menjadi penyebab hipertensi skunder.

Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi skunder:

  • Obstructive sleep apnea
  • Masalah ginjal
  • Tumor kelenjar adrenal
  • Masalah tiroid
  • Cacat bawaan di pembuluh darah
  • Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, flu, dekongestan, pereda nyeri dan beberapa obat resep
  • Obat-obatan ilegal, seperti kokain dan amfetamin
  • Kehamilan

Apa saja yang faktor yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi?

Istilah “faktor risiko” itu sendiri bukan penyebab hipertensi secara langsung. Melainkan hanya kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi.

Nah oleh sebab itu, semakin banyak faktor risiko hipertensi yang dimiliki, semakin besar pula peluang seseorang kena tekanan darah tinggi.

Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan dapat diubah. Beberapa faktor risiko hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk:

  • Usia. Semakin bertambah usia, pembuluh darah kita semakin kaku, tidak elastis lagi. Akibatnya, tekanan darah pun semakin meningkat. Meski tekanan darah tinggi paling umum pada orang dewasa, namun anak-anak juga berisiko. Penyebab hipertensi pada anak kebanyakan karena masalah dengan ginjal atau jantung. Namun, beberapa kebiasaan gaya hidup tak sehat juga dapat meningkatkan risiko hipertensi pada anak.
  • Riwayat hipertensi dalam keluarga. Bila orangtua, saudara kandung, atau anggota keluarga lainnya punya tekanan darah tinggi, kamu jadi lebih berisiko kena hipertensi.
  • Jenis kelamin. Hingga mencapai usia 64 tahun, pria lebih rentan kena tekanan darah tinggi daripada wanita. Sedangkan pada usia 65 tahun ke atas, wanita yang lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi.

Sementara faktor risiko hipertensi yang masih bisa diubah termasuk:

  • Obesitas dan kelebihan berat badan
  • Kurang gerak
  • Pola makan
  • Kecanduan alkohol
  • Stres
  • Merokok
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti NSAID, pil KB, obat flu, dan lain sebagainya

Apa saja gejala tekanan darah tinggi yang harus diwaspadai?

Orang yang memiliki darah tinggi biasanya tidak menunjukan ciri atau gejala apapun. Bahkan mungkin benar-benar tidak menyadari bahwa dirinya mengalami tekanan darah tinggi.

Alasan utama untuk masalah ini adalah bahwa hipertensi yang tidak terdiagnosis sering menampilkan gejala yang tidak terlihat.

Satu-satunya cara jitu untuk menentukan secara yakin adanya hipertensi adalah melalui tes tekanan darah secara teratur.

Meskipun banyak orang mengalami hipertensi tanpa tanda-tanda peringatan yang jelas, kamu mungkin dapat mengalami gejala yang menunjukkan tingkat tekanan darah yang tidak sehat. Orang dalam kategori ini sering memiliki tekanan darah yang jauh lebih tinggi dari 140/90 mmHg.

Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Baca juga: Mengenali Problem Hipertensi, Gejala, dan Pemicunya

Secara umum, beberapa gejala hipertensi yang sering dialami banyak orang termasuk:

  • Sakit kepala yang parah
  • Pusing
  • Penglihatan buram
  • Merasa kelalahan
  • Tampak kebingungan
  • Nyeri di daerah dada
  • Sulit bernapas
  • Denyut jantung tidak teratur
  • Sensasi berdebar di bagian dada, leher, atau telinga
  • Terdapat darah dalam urin

Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas, dan khawatir tentang tingkat tekanan darah saat ini, segeralah periksakan diri ke dokter.

 

Bagaimana cara mencegah hipertensi?

Perubahan gaya hidup adalah langkah penting untuk mencegah. Baik jika sudah didiagnosis hipertensi, masih prahipertensi, atau punya tekanan darah normal.

Ya, tanpa kita sadari nyatanya ada beberapa kebiasaan sehat yang dapat mencegah terjadinya tekanan darah tinggi.

Tak hanya itu saja, jika dilakukan secara teratur, kebiasaan-kebiasaan di bawah ini juga dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit kronis akibat dari hipertensi yang memburuk.

Berikut beberapa kebiasaan sehat yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah hipertensi:

1. Aktif bergerak

Ilustrasi olahragajacoblund Ilustrasi olahraga
Olahraga dan aktivitas fisik adalah kunci untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Bahkan, keduanya merupakan cara paling efektif untuk mencegah hipertensi.

Kita tak harus melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, bersih-bersih rumah, naik-turun tangga, dan lain sebagainya sudah memberikan pengaruh yang besar. Kuncinya, buatlah tubuh selalu aktif begerak.

Baca juga: 20 Cara Mudah Lebih Aktif Bergerak Selama di Kantor

2. Turunkan berat badan

Ilustrasi timbangankatiko-dp Ilustrasi timbangan
Nah, selain aktif bergerak, mengurangi berat badan juga efektif mencegah hipertensi. Jadi kalau trik-trik olahraga tadi belum cukup ampuh untuk mengurangi berat badan, coba olahraga yang lebih intens.

Misalnya latihan di gym, jogging, naik sepeda, berenang, atau yoga. Jangan lupa, imbangi dengan penerapan pola makan yang sehat. Dengan begitu, proses penurunan berat badan akan berjalan lebih optimal.

Baca juga: 10 Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Olahraga

3. Berhenti merokok

ilustrasi rokokshutterstock ilustrasi rokok
Ingat, merokok merupakan penyebab darah tinggi yang paling umum. Jadi, berhentilah merokok demi tekanan darah normal. Tak mudah memang, namun bukan berarti kamu tidak bisa melakukannya.

Mulailah secara perlahan. Misalnya jika dalam sehari bisa menghabiskan satu bungkus rokok, cobalah untuk mengurangi beberapa batang. Kurangi terus jumlah rokok setiap hari sampai bisa berhenti merokok sepenuhnya.

Bagi yang tidak merokok, jauhi asap rokok untuk mencegah efek kesehatan akibat menjadi seorang perokok pasif.

Baca juga: Simak Metode Terbaik untuk Berhenti Merokok Selamanya

4. Perbanyak buah dan sayur yang kaya serat

Ilustrasi makanan sehat untuk jantungmarilyna Ilustrasi makanan sehat untuk jantung
Buah dan sayur kaya akan serat pangan, vitamin, kalium, antioksidan, dan magnesium. Jadi, pola makan yang kaya buah dan sayur bisa membantu menurunkan tekanan darah. Bahkan sebuah penelitian membuktikan bahwa makan banyak buah bisa mencegah kita mengalami hipertensi di kemudian hari.

Konsumilah buah dan sayur yang kaya serat. Sejumlah penelitian yang pernah dipublikasikan dalam Journal of Hipertension menemukan bahwa asupan serat tinggi terkait dengan penurunan angka tekanan darah sistolik dan diastolik yang lumayan besar bagi pengidap hipertensi.

Baca juga: 7 Kebiasaan Sehat untuk Turunkan Tekanan Darah

5. Masak sendiri di rumah

Ilustrasi memasak makanan sehatDragonImages Ilustrasi memasak makanan sehat
Kebiasaan masak sendiri di rumah sangat penting jika ingin menurunkan atau bahkan mencegah tekanan darah tinggi. Dengan memasak sendiri di rumah, kita bisa memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi nantinya adalah bahan makanan berkualitas dan bergizi.

Selain itu, kita dapat menakar sendiri banyaknya garam yang digunakan dalam sekali memasak. Pasalnya, mengonsumsi banyak garam berkontribusi besar dalam meningkatnya tekanan darah.

Ingat, makanan yang dibuat di pabrik diproses sedemikian rupa supaya daya simpannya lama. Seratnya akan diambil, ditambahkan beragam zat kimia, serta diberikan garam, lemak, dan gula tambahan.

Jadi, mulai sekarang, biasakan masak di rumah daripada beli di luar. Coba dulu resep-resep yang simpel dan kamu sukai supaya acara masak jadi seru.

Baca juga: Lebih Sehat dengan Masak Sendiri di Rumah

6. Selalu perhatikan label makanan

Ilustrasi membaca label makananRyan McVay Ilustrasi membaca label makanan
Ingatlah selalu bahwa garam adalah musuh hipertensi. Jadi, sebisa mungkin kurangi berbagai makanan yang tinggi natrium dan terlalu asin dari makanan sehari-hari. Caranya mudah, kok. Kamu bisa membaca informasi gizi yang tertera pada label makanan.

Tanpa disadari, makanan kemasan cenderung mengandung banyak natrium. Sekalipun pada makanan yang diberi label “makanan sehat” atau “makanan alami”. American Heart Association mencatat bahwa roti, daging kemasan, dan sup kaleng ternyata cukup tinggi natriumnya.

Baca juga: Rahasia Makna di Balik Nama dalam Label Makanan

7. Mengelola stres

Ilustrasi meditasiRawpixel Ltd Ilustrasi meditasi
Cara mencegah hipertensi ini seringkali disepelekan. Bahkan banyak orang yang justru tidak mengetahuinya. Padahal, mengelola stres ikut berperan untuk menstabilkan tekanan darah, sehingga mencegah terjadinya hipertensi.

Stres berat akan mempersempit pembuluh darah. Hal inilah yang ikut berkontribusi menjadi penyebab tekanan darah tinggi, meskipun hanya sementara.

Namun, dimulai dari stres beragam kebiasaan tidak sehat dapat dilakukan. Misalnya makan kebanyakan, begadang, kecanduan rokok, atau minum minuman alkohol berlebihan.

Karena itu, kelola stres sebaik mungkin. Misalnya dengan berolahraga, curhat ke sahabat terdekat, liburan sejenak, atau menenangkan pikiran dengan teknik pernapasan dalam.

Baca juga: Kekuatan Meditasi dalam Mengatasi Stres dan Frustasi

Intinya, hindari segala hal yang jadi penyebab darah tinggi seperti yang sudah disebutkan di atas. Dengan begitu, risiko terkena penyakit ini di kemudian hari pun akan berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com