Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Zero Waste Nusantara, Berbagi Gaya Hidup Minim Sampah

Kompas.com - 09/08/2018, 12:11 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampanye gaya hidup minim sampah tengah dikampanyekan oleh mereka yang giat mendorong gerakan ramah lingkungan.

Di media sosial, berbagai tagar bisa kita temukan, salah satunya #zerowaste, jika ingin mendapatkan inspirasi mengenai upaya untuk meminimalisasi sampah.

Salah satu komunitas yang mengampanyekan dan berbagi soal ini adalah Komunitas Zero Waste Nusantara (ZWN), yang digagas oleh Jeanny Primasari.

Komunitas ZWN terbentuk pada Mei 2018, yang bisa diikuti di Facebook dan Instagram, @zerowastenusantara.

Gerakan #zerowaste mengampanyekan berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi produksi sampah. 

Kuliah Whatsapp

Tak hanya melalui media sosial, Jeanny dan beberapa rekannya mengelola grup WA untuk mengenalkan gaya hidup zero waste melalui "kulwap" atau kuliah Whatsapp.

Pada Juli 2018, mereka telah mengadakan 13 kulwap.

Tema-tema yang diangkat antara lain Menebar Virus Zero Waste, Komposter, Zero Waste Grocery Shopping & Cooking, Eco Friendly Personal Care, Eco Friendly Baby Care & Feminine Hygiene, Eco Fashion.

Menurut Jeanny, dari hari ke hari, peminat yang bergabung dalam grup ini semakin tinggi. 

"Grup pertama cepat sekali penuh, ga sampai 1 minggu sudah habis limit jumlah member dari WA-nya," ujar Jeanny, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/8/2018).

Melalui kulwap ini, dibagikan berbagai hal yang bisa dipraktikkan sehari-hari seperti membuat komposter, biopori, dan cairan pembersih alami. 

"Tergantung dari masing-masing anggota saja, mana yang mau mereka praktikkan sesuai dengan sikon mereka masing-masing," kata dia.

Sejauh ini, menurut dia, antusiasme peserta kulwap untuk mempraktikkan hal-hal tersebut cukup tinggi.

Grup WA ini juga menjadi ajang diskusi jika ada yang bingung dalam penerapannya.

Mendukung "pebisnis" ramah lingkungan

Selain itu, kegiatan yang dilakukan oleh ZWN adalah menyuarakan isu lingkungan dalam bisnis dari para narasumber yang berpengalaman di bidangnya.

Cara ini diharapkan bisa mendorong produsen serius untuk menciptakan bisnis yang lebih ramah lingkungan.

"Kami secara kolektif juga menggali info dan menyuarakan concern-concern kami pada produsen-produsen agar lebih memperhatikan isu lingkungan dalam bisnisnya," kata Jeanny.

Hal tersebut sudah diterapkannya pada online shop miliknya sendiri. Ia mengubah haluan bisnisnya, @khaya.heritage yang berdiri sejak 2015 menjadi eco fashion.

Ia menggunakan pewarna kain alami dan metode zero waste cutting (tidak meninggalkan sisa kain perca). 

Sejak SMP

Ketertarikan Jeany terhadap konservasi lingkungan muncul sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Saat itu, ia mengampanyekan efek buruk penggunaan disposable dan pelepasan balon gas ke udara.

Pada 2012, Jeany bersama tim tugas akhir berhasil mewakili Indonesia dalam kompetisi social venture di UC Berkeley, Amerika Serikat, dengan menyusun business plan tentang budidaya kepiting yang sustainable di lahan bakau yang sudah terdampak tsunami Aceh.

Pada 2014, ia terinspirasi oleh unggahan temannya yang berbelanja buah di supermarket tanpa kantong plastik.

"Melihat postingan Yolanda (co-admin ZWN) belanja buah di supermarket tanpa kantong yang biasa dipakai untuk nimbang buah. Di tahun tersebut, foto kaya gitu spektakuler banget," ujar Jeanny.

Ia menilai, selama ini kepedulian dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap sampah masih rendah.

"Masih sangat banyak yang memproduksi sampah dan belum terpikir apa yang nantinya terjadi pada sampah-sampah tersebut," kata dia.

Menurut Jeany, hal tersebut karena kurangnya edukasi mengenai bahaya penanganan sampah yang tidak tepat dan cara mengolah sampah yang seharusnya.

5R Ala Jeany

Jeany berbagi mengenai prinsip 5R yang diterapkannya untuk mengurangi sampah di lingkungan sekitarnya. Ia mulai dari diri sendiri.

5R adalah refuse, reduce, reuse, recycle, dan ROT.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir sampah, yakni menggunakan wadah yang tidak sekali pakai.Dok. Jeanny P. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir sampah, yakni menggunakan wadah yang tidak sekali pakai.
Refuse

Refuse dapat dilakukan dengan mengganti wadah atau barang sekali pakai.

Misalnya, membawa tempat makan atau minum sendiri ketika jajan di luar.

Hal yang lain yang dapat dilakukan adalah mengembalikan tisu dan placemat ke pihak restoran sebelum mulai makan.

Reduce

Reduce dapat dilakukan dengan menerapkan berbelanja sesuai kebutuhan agar tidak mubazir. 

Reuse

Reuse dapat dilakukan dengan menggunakan barang yang bisa dipakai berulang, seperti menggunakan cloth diapers sebagai pengganti popok bayi sekali pakai, menggunakan sapu tangan unutk meminimalisir konsumsi tisu.

Recycle

Recycle dapat dilakukan dengan mendaur ulang sampah atau barang bekas menjadi produk baru yang memiliki nilai manfaat.

ROT

ROT dapat dilakukan dengan mengolah sampah dapur menjadi kompos sehingga mengembalikan zat organik ke alam untuk menyuburkan tanah.

Selain itu, biopori juga dapat mempercepat peresapan air hujan.

Jeany menegaskan, jika sejak awal ada upaya meminimalisasi sampah, hal tersebut akan berpengaruh pada jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga berkurang secara signifikan.

Ke depannya, Jeany berharap seluruh materi kulwap ini dapat dikompilasi dan dipublikasikan secara online agar bisa dibaca lebih banyak orang.

Saat ini, Jeany dibantu beberapa temannya sedang menyusun semacam guidance untuk institusi-institusi yang ingin mulai mengampanyekan gerakan zerowaste.

Guidance tersebut berisi kumpulan ide tentang aspek-aspek apa saja yang bisa meminimalisasi sampah.

Kompas TV Jika cermat melihat peluang, sampah pun bisa menghasilkan uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com