JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan cepat saji termasuk makanan kegemaran anak-anak. Apalagi restoran cepat saji sering memberi iming-iming hadiah mainan menarik, sehingga anak-anak makin suka.
Padahal, terlalu sering konsumsi makanan cepat saji tidak bagi bagi anak, bahkan dewasa.
"Makanan cepat saji kaya akan lemak. Dan lemaknya adalah lemak trans (lemak jenuh)," kata Ahli gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes seusai acara peluncuran Dancow Inspiring Mom ke-2 di Almond Zucchini, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2018).
Rita menambahkan, makanan apapun yang disajikan dengan teknik digoreng hanya boleh disajikan pada anak sekitar setara porsi empat potong per harinya.
Sementara ketika datang ke restoran cepat saji, seringkali anak juga mengkonsumsi makanan tambahan.
Pada restoran cepat saji seringkali tidak disediakan menu sayur dan buah. Padahal, setiap orang termasuk anak-anak harus makan dengan gizi seimbang setiap harinya.
"Artinya kalau anak makan fast food setiap hari satu tapi satu potong, sebetulnya masih boleh. Asal (komponen) yang lain dilengkapi," kata Rita.
Baca juga: Begini Awal Mula Makanan Cepat Saji Muncul...
Oleh karena itu, Rita berpesan pada orangtua untuk selalu membawa bekal berisi buah atau sayuran ketika pergi bersama anak.
Apalagi pada umumnya, makanan yang dijajakan di sekitar kita umumnya memang tak memiliki gizi seimbang serta tinggi garam, gula dan lemak jenuh.
"Saya sarankan bawa bekal yang jarang ditemukan di luar, misalnya buah-buahan utuh, pisang, jeruk dalam tas. Atau bawa rebusan sayur," kata Rita menjelaskan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.