Sementara, bagi yang sudah terdiagnosa memiliki hipertensi, Bambang menyarankan pengecekan tekanan darah dilakukan sebulan sekali di klinik (office blood pressure).
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dokter Tunggul D. Situmorang SsPD-KGH menjelaskan, mengukur tekanan darah yang tepat tidak hanya memerhatikan angka melainkan juga memerhatikan fluktuasi angka.
Seseorang yang angka tekanan darahnya memiliki tingkat variabilitas tinggi, menurut dia, harus lebih sering memantau tekanan darah. Misalnya, diukur pada pagi, siang dan malam.
Mengukur tekanan darah sendiri di rumah dinilai akan meningkatkan kewaspadaan pasien.
"Dia akan memperbaiki diagnosis hipertensi dengan akurat dan meningkatkan ketaatan pasien," ujar Tunggul.
Tunggul juga menekankan pentingnya melakukan prosedur pengukuran darah yang tepat. Misalnya, posisi duduk harus bersadar rileks dengan lengan atas sejajar dada serta kaki menjejak lantai.
Baca juga: Berbagai Penyebab Hipertensi yang Harus Kita Ketahui
Mengukur tekanan darah juga tidak boleh menimbulkan rasa sakit sehingga kita harus ada dalam keadaan santai.
"Pasien harus diam. Banyak kasus, pasien sudah banyak tanya sebelum selesai. Itu bisa menaikkan tekanan darah," ucap Tunggul.
Beberapa kondisi bisa memengaruhi hasil tekanan darah. Seperti minum kopi, merokok, keinginan buang air kecil, hingga ruangan yang tidak nyaman.
"Udara dingin bisa menaikkan tekanan darah sekitar 11/8 mmHg, kalau mau buang air besar bisa naik 27/22 mmHg, habis aktivitas fisik, merokok, bicara bahkan bisa menaikkan 17/13 mmHg," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.