Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral soal Anak Sakit Disebut karena Vaksin MR, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 13/08/2018, 11:41 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Sebuah unggahan di media sosial, khususnya Facebook, viral beberapa hari ini.

Unggahan itu soal status yang diserta foto seorang anak sakit dengan luka kulit melepuh di kening sebelah kanan. Foto ini diunggah oleh pengguna Facebook bernama Enda Marnis.

Dalam unggahannya, Enda menuliskan:

"Anak uniku. Kamis siang suntik rubella di sekolah, sorenya sakit kepala sebelah kanan. Sekarang Selasa (7/8/2018) begini keadaannya. Kelas 6 SD. Belum tau penyebab," demikian caption tersebut.

Unggahan ini telah dibagikan lebih dari 84.000 kali dan mendapatkan lebih dari 3.800 komentar.

Kompas.com menelusuri dan mencari informasi soal ini. Diketahui, anak tersebut berinisial LL berusia 13 tahun.

Saat ini, ia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Ahmad Darwis, Kecamatan Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. 

Saat berada di Instalasi Gawat Darurat, keluarga menduga penyebab sakit yang diderita LL karena imunisasi Measles rubella (MR) yang didapatkan beberapa hari sebelumnya.

Konfirmasi pihak rumah sakit

Direktur RSUD dr Achmad Darwis, dr Muryani Dhatri, M.Kes., mengatakan, penyakit yang diderita LL tidak ada hubungan dengan vaksin MR yang diberikan di sekolahnya. 

"Pasien memang dirawat di tempat kami dengan herpes zooster, namun tidak ada hubungannya dengan imunisasi Measles rubella (MR). Karena patogenesis penyakitnya berbeda," kata Dhatri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/8/2018).

Anak LL (13) didiagnosa sakit Herpes Zooster, bukan karena imunisasi Measles Rubella.Dok. Anjari Anak LL (13) didiagnosa sakit Herpes Zooster, bukan karena imunisasi Measles Rubella.

Setelah mendapatkan tindakan medis dari rumah sakit, kondisi kesehatan pasien LL berangsur membaik.

"Kondisi pasien saat ini sudah mengalami perbaikan," lanjutnya.

Kronologi kejadian

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat, kronologi kejadian yang dialami pasien LL adalah sebagai berikut:

1. Pada Kamis (2/8/2018), anak LL mendapatkan imunisasi MR di sekolahnya. Saat dilakukan vaksinasi, anak tersebut dalam keadaan sehat. Pada malam harinya, LL mengalami demam.

2. Keesokan harinya, Jumat (3/8/2018), anak LL dibawa berobat ke bidan swasta, dan mulai muncul ruam di keningnya.

3. Pada Sabtu (4/8/2018), muncul bintik berisi cairan di kening sebelah kanan dan mulai pecah.

4. Pada Selasa (7/8/2018), anak LL dirujuk dari puskesmas ke RSUD dr. Achmad Darwis.

Saat dirujuk ke rumah sakit, anak LL dalam keadaan demam tinggi, kening berair dan infeksi, serta mata kanannya membengkak dan kemerahan.

Di RSUD dr. Achmad Darwis, anak LL diperiksa oleh dokter jaga, kemudian dikonsultasikan kepada dokter spesialis anak, dokter spesialis mata, dan dokter spesialis kulit.

Menderita Herpes Zooster Fascialis & Opthalmic

Dari hasil pemeriksaan, dinyatakan anak LL menderita Herpes Zooster Fascialis & Opthalmic. Penyakit tersebut tidak ada hubungannya dengan imunisasi MR.

Seperti diketahui, pada 2011, World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar semua negara yang belum mengintroduksikan vaksin Rubella dan telah menggunakan dua dosis vaksin Campak dalam program imunisasi rutin, untuk memasukkan vaksin Rubella dalam program imunisasi rutin.

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) juga telah mengeluarkan rekomendasi pada 11 Januari 2016 mengenai introduksi, agar mengintegrasikan vaksin Measles rubella (MR) ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kejadian penyakit Rubella dan congenital rubella syndrome.

Kompas TV Akibat menolak imunisasi 7 anak di wilayah genuk semarang terkena virus difteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com