Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Berhenti Kunyah Keripik Kentang? Ini Alasannya...

Kompas.com - 13/08/2018, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak ada yang bisa menolak kelezatan yang ada dalam keripik kentang.

Setiap kali kita mengonsumsinya, rasanya tak akan pernah bisa berhenti mengunyah.

Selain rasa gurih yang nikmat di lidah, ternyata ada alasan lain yang membuat kita ketagihan mengonsumsi keripik kentang.

Berdasarkan riset di Frontiers in Psychology, peneliti membiarkan tikus memilih tiga jenis makanan yang berbeda.

Makanan tersebut berupa makanan standar, campuran lemak dan karbohidrat, atau keripik kentang.

Hewan pengerat ini ternyata lebih memilih keripik kentang darpada maknan lainnya.

Lalu, apa yang menyebabkan hal ini terjadi?

Seperti dilansir laman Reader's Diggest disebutkan, keripik kentang mengandung garam dan lemak.

Riset menunjukkan makanan yang mengandung garam memicu pelepasan dopamin.

Dopamin merupakan pembawa pesan kimia yang mengontrol perasaan bahagia di otak. Ketika otak mendapatkan stimulus ini, maka otak akan menginginkan yang lebih banyak.

Riset dari Australia yang menemukan 48 orang dewasa dapat mengonsumsi sebanyak yang mereka inginkan selama empat kali makan siang yang berbeda.

Makanan pasta yang mengandung garam dan lemak juga memiliki efek yang sama.

Baca juga: Mengapa Makanan Manis Bikin Anak Terlalu Aktif

Dalam riset tersebut, peneliti meminta peserta mengonsumsi pasta dengan berbagai varian saus.

Ada saus rendah lemak dan rendah garam, rendah lemak, dan tinggi garam, tinggi lemak, dan rendah garam, atau tinggi lemak, dan tinggi garam.

Peserta mencoba pasta dalam berbagai varian saus masing-masing sekali selama empat minggu.

Hasil menunjukkan tidak peduli berapa jumlah lemak dalam makanan, peserta mengonsumsi 11 persen lebih banyak kalori dan makanan, ketika saus tersebut tinggi garam.

Dengan saus yang tinggi lemak, para peserta mengonsumsi 60 persen lebih banyak kalori.

Namun, mereka belum tentu mengonsumsi makanan tambahan yang memengaruhi berat badannya.

Lemak mengandung kalori yang tinggi, sehingga para peserta mengonsumsi lebih banyak kalori dengan jumlah makanan yang sama.

Lemak membantu membuat makanan terasa lebih memuaskan, sehingga mereka yang mengonsumsinya tidak ingin makan lagi, terutama ketika orang sangat sensitif terhadap rasa lemak.

Menurut Russel Keast, profesor ilmu indrawi di Deakin Universit, Australia, ketika makanan mengandung garam yang rendah, maka perasaan mengidam akan lebih mudah dikendalikan.

"Tapi ketika kita menambahkan garam ke makanan itu, tiba-tiba kontrol itu hilang," paparnya.

Jadi, yang membuat kita sekaan tak bisa berhenti mengunyah keripik kentang adalah kandungan garam di dalamnya buka kandungan lemak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com