Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2018, 21:21 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Kedua kondisi di atas lebih umum ditemukan dibandingkan dengan penyebab penis kecil yang sebenarnya, yaitu kelainan genetik.

Penis mulai berkembang di rahim saat janin berusia 8 minggu sampai ke-12. Selama trimester dua dan tiga, hormon seks pria akan membuat penis bertumbuh ke panjang normalnya.

Pada umumnya, bayi laki-laki lahir dengan panjang penis antara 2,8 sampai 4,2 sentimeter panjangnya dengan keliling 0,9 sampai 1,3 sentimeter.

Baca juga: Kapan Penis Mulai Tumbuh, dan Kapan Berhenti?

Namun, faktor-faktor yang mengganggu produksi hormon dan kinerja hormon selama dalam kandungan — seperti hipogonadisme hipogonadotropik alias kekurangan testosteron — akan mengerdilkan pertumbuhan penis. Bayi yang terlahir dengan mikropenis memiliki penis sepanjang kurang lebih 1,9 sentimeter.

Bagaimana dokter mendiagnosis mikropenis?

Dokter mendiagnosis mikropenis pada bayi dengan pemeriksaan fisik. Kemudian, mereka akan merujuk pasien ke spesialis lain seperti:

Ahli urologi anak, yang menangani masalah saluran kencing dan saluran kelamin laki-laki.
Ahli endokrinologi pediatrik, yang menangani masalah yang berkaitan dengan gangguan hormon anak.

Apa dampaknya jika punya penis kecil?

Memiliki penis kecil dapat menyebabkan beberapa masalah, termasuk sulit buang air kecil dan melakukan hubungan seksual. Secara psikologis, mikropenis dapat membuat pria stres dan minder, hingga bahkan mungkin menyebabkan depresi.

Beberapa pria yang memiliki mikropenis juga dilaporkan memiliki jumlah sperma rendah yang bisa memengaruhi kesuburannya.

Baca juga: Ukuran Mr. P Bukan Segalanya, yang Penting Variasi Gaya

Bagaimana cara mengatasi penis kecil?

Jika mikropenis didiagnosis sebagai akibat dari defisiensi hormon pertumbuhan atau testosteron, dokter akan merekomendasikan terapi hormon untuk memfasilitasi pertumbuhan penis lebih optimal. Namun, cara ini juga harus mempertimbangkan:

  • Usia bayi, kesehatan secara umum, dan riwayat kesehatannya.
  • Seberapa parah kondisi mikropenisnya.
  • Reaksi tubuh terhadap pengobatan dan prosedur medis tertentu.
  • Keinginan dan harapan orangtua.

Terapi hormon dilaporkan dapat membantu anak dan remaja laki-laki mencapai ukuran penis normal ketika beranjak dewasa nanti. Mereka juga dilaporkan memiliki aktivitas seksual yang juga normal.

Pada kasus-kasus di mana seseorang tidak responsif terhadap terapi hormon, operasi pembesaran penis lewat jalur bedah menjadi langkah terakhir bagi remaja pria dan dewasa. Operasi dilakukan dengan menanamkan implan silikon di bawah jaringan kulit agar dapat meningkatkan panjang dan ketebalan penis.

Namun demikian jangan terlalu khawatir. Baca juga: Puaskan Pasangan dengan Penis Mini, Bagaimana Caranya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com