Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ratoh Jaroe, Tarian Aceh yang Memukau Saat Pembukaan Asian Games

Kompas.com - 21/08/2018, 06:25 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penampilan sekitar 1.600 penari yang membawakan tarian Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018, Sabtu (18/8/2018), memukau dan mengundang decak kagum.

Kekompakan dan kesigapan para penari dalam berganti baju menjadi daya tarik tarian ini.

Ribuan penari yang membawakannya berasal dari sejumlah SMA di DKI Jakarta.

Sebenarnya, seperti apa tarian Ratoh Jaroe?

Ratoh Jaroe merupakan tarian Aceh yang lahir dan berkembang di Jakarta.

Etnomusikolog Universitas Syiah Kuala, Aceh, Ari Pahlawi mengatakan, Ratoh Jaroe berasal dari dua kata, yaitu Ratoh yang berarti menari dan Jaroe yang berarti jari jemari.

Jika digabungkan mempunyai makna jemari yang menari.

"Konsep tarian aceh sebenarnya ada dua, yakni berdiri (dong) dan duduk (duek). Namun Tari Ratoh Jaroe ini menggunakan konsep duduk (duek)," kata Ari Pahlawi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/8/2018).

Menurut dia, tarian Aceh mengombinasikan gerakan tangan, bahu, badan, dan kepala sehingga bisa bergerak selaras dengan baik antara satu pemain dengan pemain lainnya.

Tarian Aceh diperankan oleh kelompok wanita dan kelompok laki-laki. 

Ia mengungkapkan, Ratoeh Jaroe sendiri dikembangkan oleh Yusri atau sering dikenal dengan Dek Gam pada 1999.

Ketika itu, Yusri bertolak ke Jakarta untuk merantau. Berbekal bakat seni yang dimilikinya, Yusri mengembangkan sebuah tarian.

"Ya benar, tarian sebagai pembuka pada ajang Asian Games kemarin diciptakan seorang pria yang berasal dari Aceh yang dikenal dengan Dek Gam," ujar Ari.

Setelah itu, tarian kreasi mulai berkembang di Jakarta menyebar di sekolah-sekolah di wilayah Ibukota. Hingga akhirnya, festival kesenian mulai digelar dan tarian ini semakin populer.

Ratoh Jaroe berkembang dengan inspirasi dasar tarian dari Aceh dengan unsur kebersamaan dan kekompakan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com