Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2018, 07:46 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pangkas rambut sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Setiap pria  memiliki waktu tersendiri kapan harus memangkas, serta model potongan rambut yang dipilihnya.

Wajar, jika seiring berjalan waktu, pangkas rambut pun mulai berkembang dan bertransformasi, mulai dari jenis potong rambut di bawah pohon hingga gerai wangi berfasilitas modern.

Keberadaan fenomena ini membuat Chief Company—diwakili Fatsi Anzani Hakim dan Oky Andries—tergugah menelusuri lebih jauh budaya pangkasa rambut di Indonesia, mulai sejarah muasalnya hingga tren kini.

Mereka membuat perjalanan Chief Barber Voyage 2018, sebuah misi untuk menggali akar pangkas rambut Indonesia.

Perjalanan darat yang didukung BMW ini menempuh jarak lebih dari 3.000 kilometer,  menyinggahi 20 kota, dan dilakukan selama 30 hari.

Perjalanan dimulai dari area Sumatra, lalu Jawa dan Bali. 

“Ada empat kota yang erat dengan pangkas rambut—Padang, Garut, Madura dan Bali,” kata Fatsi kepada Kompas.com, di Malang, Senin (20/8/2018).

“Kami ingin menelusuri lebih jauh, bagaimana budaya pangkas rambut di sana, juga penyebaran para pemangkas dari daerah-daerah itu ke tempat lain.”

Garut, misalnya, berdasarkan literatur yang dibaca, menurut Fatsi, terjadi penyebaran pemangkas rambut sejak pecah pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 1949-1950. Lalu Madura mulai tersebar sejak peristiwa G30S. 

Bahkan, lebih jauh lagi, menurut Fatsi, tradisi pangkas rambut di area Madura sudah ada dan kian tersebar sejak 1677, pada masa pemberontakan Raden Trunojoyo yang memiliki gelar Panembahan Maduratna.

Kemudian penyebaran pemangkas rambut Padang diyakini muncul karena tradisi rantau, dan Bali lantaran melting pot, sehingga memunculkan tradisi baru.

“Selain itu juga ada beberapa daerah seperti Surabaya dan Malang, yang akan dijadikan highlight karena hingga kini masih ada barbershop otentik, dengan trah Tionghoa,” ujar Fatsi.

Dalam perjalanan tersebut ada tiga sisi besar yang ditelusuri—pemangkas (barberman), tempat pangkas (barbershop) dan seni pangkas (barbering).

Masing-masing sisi tersebut, kata Oky, Marketing Director Chief Company, akan ditelusuri dan dibedah lebih jauh, sehingga bisa menjadi satu gambaran utuh soal seni dan akar pangkas rambut di Indonesia.

Nah, Kompas.com berkesempatan mengikuti perjalanan tersebut. Nantikan cerita-cerita soal tradisi pangkas rambut Indonesia selanjutnya di Kompas Lifestyle.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com