Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kesalahpahaman Ortu yang Membuat Anak Kurang Aktivitas Fisik

Kompas.com - 21/08/2018, 08:42 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Karena tidak ada tempat bermain, tidak ada yang menemani anak olahraga, dan alasan lainnya, banyak anak akhirnya kekurangan aktivitas fisik.

Selain itu masih banyak juga kesalahpahaman orangtua yang membuat anak akhirnya kurang bergerak dan beraktivitas setiap hari. Sebenarnya, berapa lama aktivitas fisik yang dibutuhkan anak setiap hari?

Sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak dan remaja yang berusia 5 sampai 17 tahun membutuhkan aktivitas fisik sebagai berikut.

Setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga cukup berat setiap hari
Beraktivitas fisik lebih dari 60 menit bisa memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan
Melakukan aktivitas fisik yang melibatkan latihan penguatan tulang dan otot setidaknya 3 kali dalam seminggu.

Baca juga: Jenis Olahraga Anak Sesuai Usia dan Perkembangannya

Beberapa anggapan berikut mungkin sering membuat orangtua keliru dan meyakini bahwa anak telah memenuhi aktivitas fisik hariannya, padahal belum tentu.

1. Ikut pelajaran olahraga saja sudah cukup

Beberapa orangtua menganggap bahwa mata pelajaran Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) di sekolah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan anak akan aktivitas fisik.

Penjaskes memang mengajarkan anak untuk berolahraga. Akan tetapi, Penjaskes saja belum cukup untuk membuat tubuh anak tetap bugar dan sehat.

Sesuai dengan Kurikulum 2013, anak usia Sekolah Dasar hanya mendapatkan pelajaran Penjaskes seminggu sekali dengan durasi sekitar 70 menit. Sedangkan anak usia Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas mengikuti pelajaran Penjaskes seminggu sekali dengan durasi 80 sampai 100 menit.

Padahal WHO merekomendasikan anak untuk beraktivitas fisik setidaknya 142 menit dalam seminggu. Ini berarti mengikuti mata pelajaran Penjaskes di sekolah saja tidak bisa mencukupi kebutuhan aktivitas fisik anak.

Anak tetap harus beraktivitas fisik setiap harinya. Misalnya naik sepeda, jalan kaki ke sekolah, berenang, main sepak bola, atau main petak umpet.

Baca juga: Hobi Bermain Gawai Bisa Bikin Anak Kegemukan

2. Kalau badan anak tidak gemuk, tidak perlu berolahraga lagi

Berat badan anak tidak bisa dijadikan standar untuk menentukan apakah anak sudah cukup bugar. Pasalnya, setiap anak membutuhkan olahraga, terlepas dari berapa berat badannya. Ingat, olahraga itu tujuannya bukan cuma menguruskan badan.

Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, olahraga berperan penting dalam melatih koordinasi, memperkuat tulang, otot, dan sendi, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan mental, dan membangun kepribadian anak yang sehat.

ilustrasi bermain ilustrasi bermain

3. Main sepulang sekolah itu hanya menghabiskan waktu

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com