JAKARTA, KOMPAS.com – Kita sering menemukan aksi vandalisme yang meninggalkan rusaknya fasilitas publik oleh orang tak bertanggungjawab. Mulai dari dinding yang dicoret-coret, pecahnya lampu jalanan, rusaknya fasilitas-fasilitas umum, dan lainnya.
Di samping pelakunya hanya iseng, pernahkah kita berpikir bahwa mereka mungkin melakukannya sebagai bentuk pelampiasan emosi?
Nah, jika kamu merasakan luapan emosi seperti marah, kesal, sedih atau sedih dan ingin menghancurkan sesuatu, tahan dulu.
Mungkin Temper Clinic, salah satu tempat rekreasi baru di Jakarta ini bisa menjadi solusinya.
Jika masuk ke Temper Clinic, kita akan melihat empat ruangan dengan ukuran masing-masing sekitar 3x5 meter. Di setiap ruangan akan disediakan alat pukul seperti tongkat baseball atau palu serta botol-botol kaca.
Semua botol dan barang-barang yang ada di ruangan boleh kita pukul sekeras mungkin dan hancurkan sehebat mungkin.
KOMPAS.com berkesempatan menjajal area rekreasi tersebut akhir pekan kemarin. Salah satu founder Temper Clinic, Eron, bercerita bahwa konsep ‘rage room’ atau ruang amuk tersebut sebetulnya tak hanya untuk menghilangkan stres namun juga untuk bersenang-senang.
Emosi, lanjut Eron, tak selamanya negatif namun seringkali harus dilampiaskan. Dalam melampiaskannya, kita bisa memilih cara yang positif serta tidak membahayakan diri dan orang lain.
Di Temper Clinic kita tak hanya disediakan botol kaca, namun juga televisi. Jadi, jika tak puas menghancurkan botol-botol kaca hingga kacau, kita masih bisa menghancurkan televisi.
Ide membuat ‘rage room’ didapatkan Eron dan para founder lainnya ketika melancong ke Athena, Yunani. Mereka pun merasa konsep ‘rage room’ tersebut bisa dibawa ke Indonesia. Apalagi, banyak orang Indonesia yang gemar konsep bermain bersama-sama kerabat.
Tak hanya Athena, ‘rage room’ sebenarnya juga ada di beberapa negara lain. Eron mencontohkan, salah satunya adalah negara tetangga, Singapura.
Namun, masing-masing ‘rage room’ memiliki konsep berbeda.
“Kami melihat, wah kayaknya ini menarik kalau disediakan di Indonesia,” ujarnya.