Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2018, 07:37 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semua orang pasti mendambakan perut rata tanpa lemak. Berbagai cara dan jenis diet pun dilakukan demi mendapatkannya.

Mulai dari menghentikan konsumsi gluten hingga minum jus yang dipercaya ampuh usir lemak. Namun mengusir lemak di perut tak semudah yang kita bayangkan.

Butuh waktu dan proses yang panjang untuk mendapatkan perut impian. Bahkan, banyak ahli sependapat tidak ada trik ajaib untuk meluruhkan lemak di perut kita.

Meski begitu, salah satu profesor gizi mengklaim ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah bertambahnya lemak perut atau menguranginya.

Menurut Kari D. Pilolla, dari California Polytechnic State University, AS, masih belum ada diet ajaib, makanan, nutrisi, atau komponen bioaktif yang benar-benar bisa mengurangi lemak perut.

"Namun, diet 'jantung sehat' yang kaya serat dan rendah lemak jenuh bisa menjadi cara yang efektif untuk mengurangi lemak perut," paparnya.

Kelebihan lemak di sekitar perut - yang dikenal sebagai lemak visceral - sering dianggap sebagai 'silent killer'.

Piolla juga mengatakan hal ini telah dikaitkan dengan sejumlah risiko kesehatan yang dapat berkontribusi pada epidemi obesitas yang sedang berlangsung.

Baca juga: Mana yang Lebih Susah Dihilangkan, Lemak Perut Atau Paha?

"Ukuran berat badan dan lingkar pinggang yang lebih besar meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan sindrom metabolik," kata dia.

Memang banyak sekali metode yang diklaim mampu mengurangi lemak perut, misalnya, minum teh hijau, makan makanan berprotein tinggi, hingga puasa intermiten.

Namun, Piola mengatakan bukti ilmiah mengenai metode tersebut masih kurang.

Sebaliknya, ia menyarankan kita untuk mengurangi lemak di sekitar perut dengan menerapkan diet berbasis bukti yang mendukung kesehatan jantung, seperti diet DASH untuk mengatasi hipertensi, yang dikembangkan oleh National Institute on Aging.

Pola diet seperti ini biasanya menerapkan pola konsumsi yang mengandung banyak biji-bijian, daging tanpa lemak, ikan, buah-buahan dan sayuran, serta susu rendah lemak.

Ia juga menyarankan kita untuk menerapkan pola diet tersebut yang dikombinasikan dengan olahraga teratur.

Baca juga: Mengapa Diet DASH Selalu Terpilih sebagai Diet Terbaik?

"Dengan konsekuensi kesehatan yang terkait dengan obesitas perut, penelitian tidak akan berhenti di daerah ini," tambahnya.

Menurutnya, profesional kesehatan dan kebugaran harus terus mengikuti perkembangan terbaru dan kritis terhadap bukti penelitian yang diterbitkan oleh rekan sejawat.

"Sebuah riset tunggal, bahkan jika dirancang dengan baik, tidak mendukung perubahan diet atau rekomendasi olahraga," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com