Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latihan Kekuatan Vs Kardio, Mana yang Lebih Unggul?

Kompas.com - 27/08/2018, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika berbicara soal olahraga, banyak orang memperdebatkan keunggulan antara olahraga kardio dan latihan kekuatan.

Banyak penggemar olahraga kebugaran sanggup melakukan treadmill hingga satu jam. Namun, banyak juga yang memilih olahraga angkat beban demi memompa jantung mereka.

Sayangnya, belum dapat dipastikan dari kedua jenis olahraga tersebut mana yang lebih unggul.

Keduanya, tergantung pada tujuan mereka yang mempraktikannya dan preferensi pribadi.

Meski olahraga kekuatan diklaim mampu membakar lebih banyak kalori daripada kardio, riset terbaru membuktikan jika olahraga kardio memberi banyak manfaat untuk metabolisme.

Baca juga: Panduan Olahraga Kardio 20 Menit, Tidak Perlu Pakai Alat Khusus

Periset dari University of Copenhagen, Denmark, meneliti perbedaan tingkat hormon produksi antara peserta yang telah usai melakukan olahraga kekuatan dan menyelesaikan program latihan beban.

Berdasarkan laporan laman Independent disebutkan, riset ini telah diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation Insight.

Di dalamnyamelibatkan 10 pria muda dalam kondisi kesehatan yang baik.

Peserta riset juga dibagi menjadi dua kelompok, di masing-masing kelompok diminta mempraktikan lolahraga kekuatan atau angkat beban sekali dalam seminggu.

Mereka yang menyelesaikan latihan kardio mempraktikan olahraga sepeda.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Olahraga di Cuaca Panas

Sementara itu, mereka yang mempraktikan olahraga kekuatan mempraktikan program berbasis beban yang terdiri dari lima latihan, di mana masing-masing harus diulang 10 kali.

Olahraga kekuatan yang dipraktikan oleh peserta juga dirancang untuk fokus pada pembentukan kelompok otot utama seperti, dada, bisep, trisep, dan paha depan.

Setelah menyelesaikan latihan, yang berlangsung masing-masing 60 menit, sampel darah diambil selama periode empat jam.

Pengambilan sampel darah dipakai untuk mengukur perbedaan kadar asam laktat, empedu, gula darah, dan tingkat hormon yang dalam tubuh mereka.

Hasilnya menunjukkan, mereka yang melakukan olahraga sepeda mengalami peningkatan produksi hormon FGF21 yang signifikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com