Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2018, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Tahap pertama dilakukan setelah tidur malam normal. Sementara itu, tahap kedua dilakukan usai begadang semalaman.

Selama tes kesehatan, sampel lemak, jaringan otot dan darah peserta diambil untuk diteliti.

Baca juga: Mungkin Obesitas Tak Selalu Buruk

Saat peserta mengalami kurang tidur, jaringan lemak mereka menunjukkan perubahan aktivitas gen terkait dengan sel yang meningkatkan kecenderungan untuk menyerap lipid dan mengalami penyebaran.

Sebaliknya, periset melihat berkurangnya tingkat protein struktural pada otot, yang merupakan bagian penting bagi tubuh untuk mempertahankan dan membangun massa otot.

Riset epidemiologi sebelumnya juga menemukan, mereka yang bekerja saat malam dan yang kurang tidur memiliki massa otot yang lebih rendah.

Ini mungkin terjadi karena faktor gaya hidup. Tapi, riset terbaru menunjukkan ada mekanisme biologis mendasar yang berperan.

Baca juga: Remaja Putri yang Obesitas Berisiko Tinggi Depresi, Kok Bisa?

"Meski ada kemungkinan dipengaruhi oleh diet dan olahraga, kurang tidur dapat mengurangi protein yang merupakan komponen kunci dari otot," kata Cedernaes.

Riset ini menemukan peningkatan peradangan pada tubuh setelah kurang tidur, yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Namun, para peneliti mengatakan perlu dilakukan riset lebih lanjut untuk melihat apakah risiko kurang tidur, dapat berlangsung dalam waktu lama.

Hubungan antara kurang tidur dan gangguan kesehatan semakin menjadi perhatian karena banyaknya pekerja yang menggunakan sistem shift dan perubahan pola tidur di seluruh dunia.

Tahun lalu, analisis dari 28 penelitian menemukan mereka yang bekerja malam secara permanen 29 persen lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan mereka yang bekerja dengan menggunakan sistem pergantian shift.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com