Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2018, 07:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Jonatan Christie menjadi perhatian beberapa hari ini.

Pebulutangkis muda ini memenangkan partai final perebutan medali emas Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018), setelah mengalahkan pebulutangkis Taiwan Chou Tie Chen melalui rubber game dengan skor 21-18, 20-22, dan 21-19.

Selain permainan prima yang ditampilkan Jonatan Christie alias Jojo, selebrasi yang dilakukannya menjadi pemicu histeria, khususnya dari para perempuan.

Jojo, dalam dua kali penampilannya, babak semifinal dan final, melakukan selebrasi buka baju setelah memastikan kemenangan atas lawannya.

Histeria 

Apresiasi kemenangan terdengar gemuruh dari lokasi pertandingan, Istora Senayan, Jakarta, yang disiarkan langsung sebuah stasiun televisi. Semakin terdengar bergemuruh saat Jojo melakukan selebrasi.

Euforia kemenangan Jojo juga terasa di jagad maya. Sebelum, saat, bahkan setelah pertandingan berlangsung, topik mengenai Jojo menjadi trending di media sosial, khususnya Twitter.

Berbagai tanda pagar alias tagar seputar Jojo menempati posisi teratas.

Jojo sempat menguasai Trending Topic Twitter Indonesia saat berlaga di pertandingan final Asian Games, bulu tangkis tunggal putra Selasa (28/8/2018) lalu.Ella Yuliatik Jojo sempat menguasai Trending Topic Twitter Indonesia saat berlaga di pertandingan final Asian Games, bulu tangkis tunggal putra Selasa (28/8/2018) lalu.

Ucapan selamat, bangga, mengalir untuk Jojo. Namun, tak sedikit pula yang mengeluarkan komentar yang terdengar tidak lazim. Ungkapan-ungkapan tersebut dinilai terlalu fokus pada fisik.

Komentar netizen tentang Jojo sesaat ia memenangkan medali emas pada final bulu tangkis tunggal putra Asian Games, Selasa (28/8/2018).Twitter Komentar netizen tentang Jojo sesaat ia memenangkan medali emas pada final bulu tangkis tunggal putra Asian Games, Selasa (28/8/2018).

Melihat "hilir-mudik" komentar di media sosial, para netizen pun saling berdebat. Ada yang menganggap komentar-komentar itu tak pantas dan bisa disebut sebagai bentuk pelecehan.

Namun, ada pula yang menganggap ungkapan dan komentar yang mengarah ke fisik adalah sesuatu yang wajar dan bagian dari euforia kemenangan.

Benarkah demikian?

Mereka yang berpandangan bahwa hal ini lumrah, dihadapkan pada pertanyaan bagaimana jika komentar itu ditujukan terhadap perempuan?

Contoh yang diajukan adalah komentar dari komentator pertandingan, Valentino Simanjuntak, yang beberapa kali memuji fisik atlet perempuan yang bertanding. Komentar sang komentator dikritik netizen karena dianggap fokus pada fisik, bukan jalannya pertandingan.

Hingga saat ini, perdebatan itu masih berlanjut, termasuk di kolom komentar unggahan Jonatan Chrstie di akun Instagram-nya, @jonatanchristieofficial.

Euforia atau pelecehan seksual?

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, bertanding dengan wakil Taiwan Chou Tien Chen pada partai final nomor perseorangan bulu tangkis Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018). Jonatan berhasil menyabet medali emas.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, bertanding dengan wakil Taiwan Chou Tien Chen pada partai final nomor perseorangan bulu tangkis Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018). Jonatan berhasil menyabet medali emas.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah komentar yang dilayangkan kepada Jojo merupakan euforia wajar atas kemenangannya, atau justru termasuk bentuk pelecehan karena menjadikan tubuhnya sebagai objek?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com