Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2018, 07:54 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Depresi dan stres bisa hinggap pada setiap orang. Salah satu gejala yang tak bisa dihindari dari kondisi tersebut adalah gangguan tidur, baik kekurangan atau berlebih.

Menurut Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia, Wilayah DKI Jakarta, pada dasarnya masing-masing orang memiliki ritme sirkadian tubuh yang normal.

Otak kita berfungsi sebagai pusat pengendali yang mengatur siklus tubuh kita seperti kapan bangun dan kapan saatnya tidur.

Namun, saat kondisi stres dan depresi, ritme sirkadian akan bermasalah. Bahkan, perubahan ritme tersebut bisa berhari-hari, hingga berminggu-minggu.

"Salah satu alasannya, bisa karena dia berpikir terus, sehingga otak terus berputar (berpikir), dan berujung tidak bisa tidur," ungkap Eva dalam acara HaloDoc, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Baca juga: Sama Berdampak Negatif, Ini Efek Kurang Tidur dan Tidur Berlebih

Kondisi kekurangan atau tidur berlebih tentu kian membuat masalah. Di satu sisi stres dan depresi tak hilang, di sisi lain hal ini membuat tubuh berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Karena pusat pengendali ritme tersebut ada di otak, maka perlu mendorong agar kembali mengatur pola tidur normal, seperti tidur dan bangun jam yang sudah disesuaikan. Aturan ulang itu harus dibiasakan, sehingga dapat kembali ke ritme normal.

Selain itu, ada beberapa cara yang juga dapatmengatasi masalah gangguan tidur akibat stres, seperti menggunakan teknik relaksasi yang membuat seseorang lebih tenang dan memasuki fase tidur.

"Lalu ada juga teknik mendengarkan dengan deep sleep music, di mana bisa membuat orang dapat tidur ke fase yang lebih dalam," ungkap Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com