Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Kerutan di Dahi Tanda Penyakit Kardiovaskular

Kompas.com - 02/09/2018, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerutan di dahi ternyata bisa menggambarkan kondisi kesahatan seseorang.

Mereka yang memiliki kerutan dahi yang lebih tebal daripada orang-orang seusianya, berisiko lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Laman Indian Express menyebutkan, kesimpulan tersebut didapat dari riset yang dilakukan para peneliti dari Hospitalier Universitaire de Toulouse, Perancis.

Menurut salah satu peneliti, Yolande Esquirol, kerutan dahi merupakan penanda yang sangat sederhana dan mudah terlihat.

"Hanya dengan melihat wajah seseorang dapat dilihat risiko apa yang dihadapi dan kami dapat memberikan saran untuk menurunkan risiko," papar dia.

Baca juga: Konsumsi Daging Merah dan Keju Bisa Menyehatkan Jantung, Asal..

Jika seseorang menemukan tanda risiko kardiovaskular, maka menurut Esquirol, langkah yang harus dilakukan adalah pemeriksaan faktor risiko klasik, seperti tekanan darah, serta kadar lemak dan glukosa darah.

"Tapi, kita bisa segera melakukan pencegahan lewat gaya hiduo sehat," sambung Esquirol.

Risiko penyakit jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Tapi, gaya hidup dan pertolongan medis dapat mengurangi risiko ini.

Selain itu, mengidentifikasi risiko penyakit kardiovaskular sedini mungkin bisa akan sangat membantu.

Baca juga: 10 Tips Menghilangkan Kerutan di Dahi

Riset ini menyelidiki kerutan dahi horizontal untuk melihat risiko kardiovaskular pada 3.200 orang dewasa yang bekerja.

Semua peserta dalam riset ini memiliki kondisi kesehatan yang baik dan berusia antara 32 hingga 62 tahun pada masa penelitian.

Peserta kemudian diperiksa dan dinilai oleh dokter menggunakan skala 1-3 berdasarkan kedalaman kerutan di dahinya.

Riset dilakukan selama 20 tahun dan ditemukan sebanyak 233 peserta meninggal karena berbagai penyebab selama periode penelitian.

Sebesar 15,2 persen peserta yang meninggal memiliki skor 2-3 kerutan. Lalu, 6,6 persen memiliki skor satu kerutan dan 2,1 persen tidak memiliki kerutan.

Berdasarkan temuan itulah, periset lalu menyimpulkan, orang dengan skor kerutan satu memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk terkait penyakit kardiovaskular daripada orang yang tidak memiliki kerutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com