Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2018, 07:06 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usia boleh tua, namun soal keberuntungan pangkas rambut Ko Tang tidak kalah jika diadu dengan tempat pangkas rambut kekinian.

Berdiri sejak 1936, nama pangkas rambut Ko Tang justru langsung melejit sejak kedatangan Joko Widodo, mulai dari pencalonan gubernur DKI Jakarta 2012 dan Pilpres tahun 2014.

Ko Tang yang dulu sohor di kalangan Tionghoa sekitaran Glodok, kini memiliki banyak pelanggan para politikus . Bahkan memiliki pelanggan khusus dari daerah di luar Jakarta, seperti Cirebon.

Kepopuleran Ko Tang pun menarik minat beberapa politisi, mulai dari Sandiaga Uno, Abraham 'Lulung' Lunggana, Djarot Saiful Hidayat hingga Rizal Ramli. Sebagai bukti, terdapat deretan foto-foto tokoh tersebut di dinding pangkas rambut Ko Tang.

Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat saat berada di pangkas rambut Ko Tang, Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (18/6/2016). Djarot berkeliling kawasan Glodok sambil menyapa warga di Petak Sembilan dan toko-toko di Gang Gloria. KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat saat berada di pangkas rambut Ko Tang, Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (18/6/2016). Djarot berkeliling kawasan Glodok sambil menyapa warga di Petak Sembilan dan toko-toko di Gang Gloria.

Pi Cis (57), salah satu pemangkas bercerita, kedatangan Jokowi yang akhirnya terpilih menjadi gubernur dan presiden, memunculkan anggapan Ko Tang sebagai pembawa hoki.

“Jadi yang lain ikut. Pembawa hoki, nih. Pada ke mari dah tuh, Djarot, Sandiaga, sekarang jadi wapres (wakil presiden) kan tuh,” cerita Pi Cis saat bertemu dengan Chief Barber Voyage 2018, Jakarta.

“Mitosnya gitu. Tapi kita sih yang cukur biasa aja.”

Cerita lain

Pembawa hoki bukan satu-satunya cerita Ko Tang. Bertahan hingga lebih dari delapan dekade, Ko Tang adalah pangkas rambut modern di masanya. 

“Nama Ko Tang sendiri berarti high class. Itu juga yang dulu membedakan barbershop kami dengan tempat pangkas lain,” cerita Pi Cis.

Pangkas rambut Ko Tang, Glodok, JakartaKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Pangkas rambut Ko Tang, Glodok, Jakarta

Bertempat di Gang Gloria, Glodok, jejak modernitas Ko Tang yang masih tersisa mulai dari teknik hingga peralatan serta bangku cukur.

Untuk teknik, misalnya, menurut Pi Cis, pembeda Ko Tang dengan pangkas rambut lain adalah fasilitas korek kuping. 

Teknik ini diajarkan secara turun-temurun--dan disebut paling susah. Dalam praktiknya, ada beberapa besi yang dibalut dengan sikat dan kapas, serta satu pinset. Pi Cis pun harus teliti saat membersihkan.

"Enggak bisa sembarangan orang. Korek kuping di kami pasti bersih dan sama sekali tidak terasa (sedang dibersihkan). Bahkan, sampai sekarang ada beberapa pelanggan khusus untuk korek kuping saja," kata Pi Cis.

Bertahan dan menunggu

Pasang surut perjalanan Ko Tang telah dilalui di tengah modernitas dunia pangkas rambut.

Saat ini ada tiga pemangkas, termasuk Pi Cis, yang masih bertahan. Dalam satu hari, setiap pemangkas mendapat 3-4 pelanggan—berbeda jauh dari masa kejayaan hingga tahun 2000-an.

Chief Barber Voyage 2018 saat berkunjung ke pangkas rambut Ko Tang, Glodok, JakartaKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Chief Barber Voyage 2018 saat berkunjung ke pangkas rambut Ko Tang, Glodok, Jakarta

Tenar dan disambangi pejabat tak bisa membuat popularitas Ko Tang menarik pelanggan di kalangan anak-anak muda. Mereka kini mengandalkan para pelanggan yang sudah berusia lanjut. 

Saat ditanya masa depan Ko Tang, Pi Cis mengaku bahwa tak ada generasi penerus, selain mereka.

Beberapa kali berusaha mencari pemangkas, namun tak menemukan hasil, karena tidak sesuai. 

“Kalau saya ingin terus, tapi setahu saya, generasi ini (Ko Tang) sudah habis,” ungkap Pi Cis.

Kendati demikian, Pi Cis kini masih bersemangat dan tetap mencukur, tak peduli berapa pun pelanggan yang ia dapat. Baginya profesi ini sudah mendarah daging.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com