Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trik Mengenalkan Topik Seks Pada Anak Sejak Kecil

Kompas.com - 04/09/2018, 15:20 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Topik seksualitas saat ini masih dianggap tabu untuk dibicarakan di kalangan masyarakat Indonesia.

Banyak anak remaja atau dewasa muda ragu menanyakannya pada orangtua maupun tenaga pendidik terkait topik tersebut.

Padahal, mereka memegang peranan penting agar anak mendapatkan pendidikan kesehatan seksualitas dan reproduksi yang benar.

Meski tabu, aktivitas seksual tetap dilakukan oleh sebagian remaja. Sayangnya, hal itu dilakukan dengan cara yang tidak aman karena kurangnya pengetahuan.

"Membicarakan seksualitas pada anak sangat penting karena orangtua harusnya jadi orang yang paling dipercaya oleh anak. Kita bisa berikan informasi dan menyaring informasi apa yang diberikan daripada mereka mencari sendiri tidak karuan."

Hal itu diungkapkan Psikolog Klinik Angsamerah, Inez Kristanti pada acara peluncuran kampanye kolaboratif #AkuDewasa oleh Campaign bersama Sensitif Vivo di GoWork, Chubb Square, Thamrin, Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Baca juga: Apakah Anda Mempercayai Google untuk Mengajarkan Anak Tentang Seks?

Pendidikan seksualitas pada anak seharusnya dimulai sejak usia dini, bahkan sebelum lima tahun. Namun, bagaimana cara pengenalan yang tepat?

Inez menjelaskan, pengenalan oleh orangtua bisa dimulai oleh ketika anak berusia tiga hingga lima tahun. Pada usia tersebut, orangtua bisa mulai mengenalkan bagian-bagian tubuh.

"Misalnya, mulai diperkenalkan soal alat kelamin, tidak boleh diperlihatkan selain orangtua dan ke orang lain," kata Inez.

Ketika anak memasuki usia Sekolah Dasar atau menjelang pubertas, anak mungkin sudah mulai mengalami ketertarikan dengan lawan jenis. Orangtua, kata Inez, harus bisa memfasilitasnya.

Misalnya, memberi pemahaman tentang apa yang harus dilakukan ketika tertarik dengan lawan jenis atau bagaimana merespons seseorang yang tertarik dengan mereka.

Baca juga: Usia Ideal Anak Mulai Diberikan Pendidikan Seks

Peran perempuan dan laki-laki menurutnya juga harus dijelaskan dengan baik pada anak.

Kemudian, memasuki masa pubertas, orangtua harus memberi anak pemahaman bagaimana mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi. Bagi perempuan, berilah pengertian soal menstruasi dan bagi laki-laki pengertian mengenai mimpi basah.

Pada tahap ini, Inez menyarankan agar penjelasan diberikan oleh orangtua yang jenis kelaminnya sama, yakni ibu pada anak perempuan dan ayah pada anak laki-laki.

"Kalau enggak tahu kan mereka kaget. Kadang orangtua malu untuk membicarakan," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com