Sebagai tambahan, para peneliti juga menemukan peningkatan inflamasi tubuh saat kekurangan tidur. Inflamasi ini diketahui sebagai faktor risiko diabetes tipe 2.
Pembahasan
Selama ini para ahli telah mengetahui hubungan antara kekurangan tidur dan kerja shift dengan obesitas dan diabetes. Tidur yang tak sehat akan sebabkan gangguan pada hormon yang mengontrol selera makan dan rasa kenyang.
Mereka yang kurang tidur, tentu akan terlalu lelah untuk berolah raga dan lebih memilih makanan berkalori tinggi.
Bukti-bukti yang terus bertambah, menunjukkan bahwa buruknya kesehatan tidur akan akibatkan kegemukan. Belum lagi, obesitas sendiri merupakan faktor resiko yang memperburuk dengkuran dan akibatkan sleep apnea.
Kita tahu bahwa sleep apnea adalah penyebab dari hipertensi, berbagai penyakit jantung, stroke, kematian dan gangguan ereksi.
Para ahli masih terus meneliti dan mencoba mencari solusi masalah kesehatan ini, mengingat kehidupan modern yang terus mendorong irama kehidupan 24 jam. Haruskah kita menyerah pada jam biologis dan meniadakan shift malam? Ataukah di masa depan kita benar-benar bisa mengalahkan segala efek negatif dari gangguan tidur?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.