Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Telat Makan Bisa Bikin Kita Masuk Angin?

Kompas.com - 06/09/2018, 10:10 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Banyak orang sengaja melewatkan jam makan supaya bisa menurunkan berat badan atau karena terlalu sibuk. Padahal, hal ini tidak baik untuk kesehatan.

Telat makan bikin lemas dan muncul sensasi tidak enak badan. Kondisi inilah yang sering disebut masuk angin. Telat makan dikatakan menjadi salah satu penyebab masuk angin. Namun, apa benar begitu?

Sebenarnya dalam dunia medis, tidak ada istilah masuk angin. Menurut dr. Mulia Sp.PD, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, masuk angin diartikan sebagai kumpulan gejala dari kombinasi dua jenis gangguan kesehatan, yaitu maag dan flu.

Gejala ini termasuk badan terasa pegal-pegal, perut kembung, begah, atau sakit perut, buang angin terus-menerus, mual, batuk, merasa kedinginan, dan demam.

Baca juga: Masuk Angin, Penyakit yang Cuma Ada di Indonesia

Gejala maag yang paling umum adalah perut begah, sakit perut, dada terasa perih, dan sering sendawa. Sementara itu, gejala flu termasuk sakit tenggorokan, pilek, batuk, hidung tersumbat, dan demam. Terkadang, flu juga dapat mengakibatkan nyeri otot atau pegal-pegal.

Nah, telat makan atau melewatkan jam makan bisa menganggu kesehatan. Tubuh kita memiliki jam biologis yang disebut ritme sikardian.

Ritme sirkadian adalah jadwal kerja atau shift kerja bagi setiap organ tubuh manusia, termasuk organ-organ pada sistem pencernaan. Jadi bila kita makan tidak teratur, ritme sikardian akan terganggu sehingga mengalami berbagai gejala.

Saat telat makan, kita bisa mengalami kram perut. Biasanya kram perut terjadi akibat penyakit lambung, refluks asam lambung, atau tukak lambung. Bahkan saat melewatkan jam makan dan membiarkan perut kosong, lalu baru makan lagi setelah perut kosong dalam waktu yang lama, perut menjadi kembung dan kelebihan gas yang disertai dengan sakit perut.

Baca juga: Mencegah Masuk Angin Bagi Anda yang Sering Keluar Malam

Keluhan-keluhan seputar pencernaan dan badan lemas inilah yang sering dianggap masuk angin. Jadi memang bisa dikatakan bahwa telat makan menjadi penyebab beberapa gejala masuk angin.

Namun, telat makan sendiri tidak akan menyebabkan flu. Penyakit flu disebabkan oleh infeksi virus influenza dalam tubuh, bukan karena makan tidak teratur.

Apa dampaknya kalau sering telat makan?

Ilustrasi makan, laparDragonImages Ilustrasi makan, lapar
Selain memicu penyakit lambung, telat makan juga bisa memengaruhi sistem pencernaan. Telat makan atau makan tidak teratur dapat menurunkan energi yang digunakan untuk mencerna dan menyerap makanan.

Sistem pencernaan melakukan pengolahan makanan terus-menerus selama 8-10 jam, sehingga saat kita makan tidak teratur, tubuh juga tidak dapat menyuplai nutrisi secara teratur ke seluruh organ dan sel.

Metabolisme tubuh juga ikut melambat untuk menyimpan kalori dalam tubuh agar bisa dibakar dalam waktu yang lama. Hal ini akan membuat kita lebih mudah lelah, lemas, lesu, bahkan mood jadi tidak baik. Aktivitas pun jadi ikut terganggu.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Makan Berlebihan Saat Emosi

Selain itu, makan tidak teratur justru dapat meningkatkan berat badan. Ritme sikardian mengatur sinyal lapar dan kenyang yang dapat menjaga berat badan tetap ideal. Saat makan tidak teratur, tubuh jadi bingung sebenarnya kita sudah kenyang atau masih lapar.

Bisa-bisa kita justru tetap makan banyak meskipun sudah kenyang. Apalagi kalau melewatkan sarapan atau makan siang, kemungkinan besar ketika makan, kita jadi kalap dan makan kebanyakan. Inilah yang lantas membuat angka timbangan naik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com