Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2018, 15:58 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lari kini menjadi salah satu aktivitas olahraga yang sedangan nge-tren.

Banyak orang berminat menguji kemampuan lari dengan mengikuti berbagai lomba lari di berbagai tempat. 

Padahal sebenarnya, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dengan seksama sebelum mengikuti lomba lari.

Jangan sampai niat menjadi sehat, tapi justru tidak menjadi manfaat bagi tubuh. 

Yuk, simak tips untuk mengikuti ajang lari dari Pendiri komunitas IndoRunners, Yasha Chatab.

Baca juga: Salah Pilih Pakaian Bisa Bikin Cedera Saat Lomba Lari

1. Perhatikan kapasitas diri

Seseorang harus memahami kapasitas diri sebelum mengikuti lomba lari.

Pilihlah jarak yang sesuai dengan kemampuan saat itu, dan juga dengan jadwal latihan yang ada.

"Jangan melebihi kemampuan kita," kata Yasha.

"Saya pun kalau lagi enggak bisa ikutan yang 10K tidak saya paksakan. Misalnya lagi enggak latihan atau sakit," kata Yasha.

Bahkan, tes kesehatan lengkap, menurut dia, seharusnya juga dilakukan sebelum seseorang melakukan kegiatan olahraga.

Banyak orang melakukan lari agar sehat. Namun, sebenarnya seseorang juga harus berada dalam kondisi sehat ketika akan berlari.

Sebab, lari justru bisa menambah masalah kesehatan jika kondisi awal seseorang sudah tidak sehat.

Pendiri komunitas IndoRunners Yasha Chatab, Presiden Direktur Combiphar Michael Wanandi dan Race Director Combi Run 2018 Andreas Kansil pada konferensi pers di Hard Rock Cafe Jakarta, Kamis (6/9/2018). KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pendiri komunitas IndoRunners Yasha Chatab, Presiden Direktur Combiphar Michael Wanandi dan Race Director Combi Run 2018 Andreas Kansil pada konferensi pers di Hard Rock Cafe Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Jika dipaksakan, risikonya bermacam-macam. Salah satu risiko paling sering adalah mengalami trauma.

Misalnya, nafas yang tidak kuat ketika dibawa berlari atau badan yang sakit-sakit setelah lomba lari

"Kayak, aduh kok kakinya sakit padahal mungkin kakinya belum terlatih, tapi ikut temannya lari 5K ketika dia sebelumnya enggak pernah lari. Tentu akan sakit," ujar pria kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1976 itu.

Baca juga: Pharrell Williams SolarHu, Inspirasi Budaya Lari di Afrika

2. Memilih penyelenggara

Ketika sudah memastikan kondisi fisik siap dan mampu mengikuti lomba lari, maka saatnya mencari lomba dengan penyelenggara yang berkualitas.

Menurut Yasha, tak semua gelaran lari berbayar juga memiliki kualitas yang baik.

Kita bisa mencari informasi penyelenggara lewat internet. Apalagi jika penyelenggara sudah pernah melaksanakan gelaran lari sebelumnya.

"Ada event-event lari yang dulu enggak bagus, sekarang sudah bagus. Tapi enggak semua improve. Pilih race organizer dengan track record yang baik," ucapnya.

Selain itu, kita juga bisa bertanya kepada teman-teman atau memanfaatkan media sosial.

"Bisa lewat Insta Story, tanya siapa yang pernah ikut event ini, itu. Kita harus berani nanya ke orang lain," kata Yasha.

Baca juga: Olahraga Jalan Kaki Lebih Baik dari Lari, Apa Alasannya?

3. Mendaftar

Persiapan fisik dan mencari info sudah dilakukan. Kini saatnya mendaftar. Kita tak harus menjadi profesional untuk mengikuti lomba lari.

Mendaftarkan diri untuk ikut lomba lari tertentu akan membuat kita berkomitmen dengan diri kita sendiri.

Bagi pemula, kita bisa mengambil jarak kari terpendek, misalnya 5K.

"Yang terpenting, kalau mau lari orang harus punya pengalaman yang enak dan menyenangkan," kata dia.

Jangan lupa juga untuk mencari lomba yang tanggalnya sesuai, yakni yang memungkinkan kita memiliki waktu persiapan yang cukup.

4. Pilih perlengkapan yang tepat

Pilihlah baju dan celana lari yang nyaman, memiliki bahan yang menyerap dan menguapkan keringat dengan cepat, tidak membuat kulit lecet, serta tidak keras.

Jangan lupa juga untuk memilih sepatu yang tepat dan nyaman.

Untuk dipakai lari, tentu saja kita harus memilih sepatu tipe "running" yang telah didesain khusus untuk mendukung aktivitas lari kita.

Untuk kepentingan semacam ini, jangan membeli sepatu lari karena alasan warnanya yang menarik atau desainnya yang lucu.

Baca juga: Baru Memulai Olahraga Lari? Ikuti 5 Tahapan Ini

Banyak orang, kata Yasha, hanya mencoba sepatu dan bercermin sebelum membeli sepatu.

Tak sedikit pula yang melihat merek terlebih dahulu. Mereka langsung mencari sepatu dengan merek tertentu ketika masuk ke toko perlengkapan olahraga.

"Ketika merek itu mahal, ya sudah cari yang agak mirip tapi merek lain. Atau cari dari brand itu tapi yang paling murah."

"Kalau proses pemilihan sepatunya kayak gitu, you'll end up with the wrong shoes," tutur suami violinist Maylaffayza itu.

Ketimbang hanya bercermin, Yasha menyarankan agar kita mencoba sepatu yang akan dibeli tersebut dengan melakukan lari keliling toko.

Terkadang orang malu melakukannya, padahal hal itu sebetulnya boleh dilakukan.

Beberapa toko bahkan menyediakan treadmill atau track lari untuk memungkinkan orang mencoba sepatu yang akan dibeli.

"Kayak orang gila, tapi sebetulnya diperbolehkan sama tokonya. Cuma kita sering malu aja. But i do that," ucap Yasha.

5. Latihan yang tepat

Mulailah dengan sesi assessment atau penaksiran kemampuan olahraga. Di pusat kebugaran, misalnya, hal ini seringkali dilakukan sebelum seseorang memulai latihan.

Lari juga tak dilakukan secara sembarangan. Kita harus melatih agar lari kita ekonomis, yakni tidak terlalu banyak gerakan atau minim gerakan.

Hal itu akan membuat kita menghabiskan banyak energi.

"Kayak langkah terlalu pendek atau tangan terlalu ke mana-mana, itu menghabiskan energi. Nanti cepat capek," kata Yasha.

Agar bisa berlari secara efektif dan ekonomis, penting pula untuk melatih otot-otot kaki terlebih dahulu.

Baca juga: Manfaat Olahraga Lari di Air yang Tak Kalah Menyehatkan

Dalam program latihan, kata dia, biasanya latihan jelang lomba lari dilakukan lima hari dalam seminggu. Namun, salah satu hari biasanya digunakan untuk latihan kekuatan.

"Sisanya lari. Ada yang cepat, pelan, long run atau recovery easy run. Tapi divariasikan," ujarnya.

Namun, untuk mengetahui pola latihan yang tepat kita membutuhkan pelatih. Pelatih tersebut bisa melalui personal trainer atau profesional dari komunitas terkait.

IndoRunners memiliki program latihan terbuka (open training program) yang bisa diikuti semua orang.

Namun, karena terbuka maka program tersebut tidak dipersonalisasikan untuk masing-masing orang.

"Jadi, paling kalau ada yang bertanya, kami akan jawab. Tapi kami tidak akan meng-customize programnya untuk setiap orang," tutup Yasha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com