Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2018, 10:17 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki anak yang unggul secara akademis pasti membuat orangtua bangga.

Tapi, memujinya pintar secara terang-terangan ternyata tak baik untuk tumbuh kembang anak.

Menurut hasil penelitian terbaru, anak-anak yang berpikir jika dirinya sudah cerdas cenderung kurang memperhatikan dan bangkit dari kesalahannya daripada anak-anak yang merasa kecerdasan dapat tumbuh dan berubah.

Memberi tahu anak-anak bahwa mereka pintar bisa memperkuat pemikiran kecerdasan adalah bakat genetik, bukan keterampilan yang dapat diasah.

Demikian hasil penelitian yang telah diterbitkan oleh jurnal Developmental Cognitive Neuroscience.

Riset dilakukan oleh peneliti dari Michigan State University dengan meneliti 123 anak berusia tujuh tahun. Usia ini diangap sebagai penuh tantangan karena transisi ke sekolah.

Tujuan studi adalah untuk menilai apakah anak-anak memiliki mindset yang berkembang dengan mempercayai kepandaian bisa didapatkan dengan kerja keras, atau sebaliknya.

Peneliti kemudian meminta anak-anak untuk menyelesaikan tugas akurasi komputer yang serba cepat sembari merekam aktivitas otak mereka.

Baca juga: 4 Cara Mengerem Anak yang Minta Makan Terus

Selama perekaman, para peneliti mencatat aktivitas otak melonjak dalam waktu setengah detik setelah anak-anak membuat kesalahan.

Lonjakan aktivitas pada otak terjadi ketika anak-anak menyadari kesalahan mereka dan memberi perhatian lebih pada apa yang salah.

Semakin besar respon otak, semakin anak fokus pada kesalahannya.

Berdasarkan data yang terkumpul, para peneliti menyimpulkan anak-anak dengan "mindset berkembang" jauh lebih mungkin untuk memiliki respon otak yang lebih besar setelah membuat kesalahan.

Pada gilirannya, ini membuat mereka lebih mungkin untuk meningkatkan kinerja dengan memperhatikan lebih pada tugas mereka setelah membuat kesalahan.

Riset sebelumnya telah menunjukkan orang-orang dengan "mindset tetap" tidak mau mengakui mereka membuat kesalahan.

Peluang untuk belajar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com