Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Puasa Intermiten yang Diklaim Efektif Menurunkan Berat Badan

Kompas.com - 10/09/2018, 19:35 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

Lalu, apa keuntungan metode puasa intermiten ini?

Berbagai proses di dalam tubuh berubah ketika kita tidak mengonsumsi makanan untuk sementara waktu.

Ini berkaitan dengan hormon, gen dan proses perbaikan sel yang kita kembangkan untuk mengatasi rasa lapar.

Manfaat puasa interminten ini juga tergantung dengan pola makan sehat di luar jam puasa. Berikut manfaat puasa intermiten.

  • Tingkat gula darah tetap konstan sepanjang pagi. Oleh karena itu, nafsu makan kita akan berkurang.
  • Banyak orang mengklaim puasa ini dapat meningkatkan kesehatan dan meningkatkan energi.
  • Tubuh menjadi tidak mudah lapar dan kemampuan fokus meningkat.
  • Kadar insulin menurun secara signifikan dan hormon pertumbuhan meningkat. Inilah yang membuat kita awet muda.
  • Berat badan berkurang.
  • Mempercepat metabolisme.
  • Meningkatkan produksi sel induk.
  • Beberapa riset membuktikan jika puasa intermiten bisa memperpajang usia.
  • Membuat tubuh terasa nyaman.

Baca juga: Puasa untuk Umur Lebih Panjang

Anthony Minichiello, mantan atlet rugby dari Australia, juga mengaku menerapkan pola diet ini.

Menurutnya, puasa intermiten merupakan cara terbaik bagi tubuh untuk melawan infeksi dan mengurangi peradangan.

"Tubuh lebih baik dalam memperbaik dirinya sendiri ketika dalam kondisi berpuasa," tambahnya.

Semakin lama kita berpuasa, semakin banyak tubuh akan memproduksi makanan sendiri dan membersihkan sel tubuh.

Jadi, DNA lama, protein sel darah putih, semua akan dimakan oleh tubuh dan diubah. Inilah yang menjadi bagian dari proses pembersihan.

"Semakin lama saya berpuasa, semakin dalam fokus pikiran saya dan semakin banyak energi yang saya dapatkan," tambahnya.

Baca juga: Deddy Corbuzier: Diet OCD Gagal kalau Tidak Patuh

Ilustrasi lingkar pinggangvadimguzhva Ilustrasi lingkar pinggang
Minichielo juga pernah menjalani tes darah sebelum dan setelah ia melakukan puasa selama 24 jam.

Hari berikutnya, hasil menunjukan hormon pertumbuhan, yang membantu melawan penuaan, meningkat produksinya.

Ia juga mengaku berpuasa membantunya mengatasi sendi di punggung yang rusak.

Ia bercerita jika satu setengah tahun yang lalu, sendi ruas tulang lumbarnya atau 'L4/5' putus, dan memiliki diameter satu sentimeter mengambang di sekitar punggung bawahnya.

Para dokter menyarankannya untuk menyingkirkannya. Tentu saja hal tersebut membuatnya kesulitan.

Halaman:
Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com