Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Puasa Intermiten yang Diklaim Efektif Menurunkan Berat Badan

Kompas.com - 10/09/2018, 19:35 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

Sejak saat itu, atlet Australia tersebut memutuskan puasa interniten untuk memecah dan memetabolismenya secara alami.

Setelah 12 bulan kemudian, ia melakukan pengecekan lewat MRI dan hasil pemeriksaan membuktikan jika potongan itu benar-benar hilang.

Baca juga: Pakailah Momen Puasa untuk Buang Racun dalam Tubuh, Begini Caranya...

Risiko puasa Intermiten

Meski memiliki berjuta manfaat, puasa intermiten juga tak luput dari risiko. Berikut risiko dari puasa intermiten menruut pakar kesehatan.

  • Puasa membuat kita rentan dehidrasi, karena tubuh tidak mendapatkan cairan apa pun dari makanan. Untuk mengatasinya, kita harus mengonsumsi banyak air.
  • Membuat tubuh terasa lapar. Jika tak terbiasa, berpuasa bisa membuat kita lapar, yang dapat menyebabkan peningkatan stres dan pola tidur yang terganggu.
  • Memicu heartburn. Mencium aroma makanan atau bahkan memikirkannya saat berpuasa dapat memicu otak yang merangsang perut untuk menghasilkan lebih banyak asam. Inilah yang memicu rasa panas di dada.
  • Beberapa ahli kesehatan percaya jika puasa intermiten membuat orang enggan mengonsumsi makanan sehat, sepert makan lima porsi buah dan sayuran sehari serta memicu kita untuk makan berlebih.
  • Untuk seseorang dengan gangguan makan, puasa intermiten dapat memperkuat masalah ini.
  • Secara umum, individu di bawah usia 18 tahun, wanita hamil, orang dengan diabetes tipe 1 dan individu yang baru sembuh dari operasi tidak boleh mencoba puasa intermiten.
  • Masa puasa yang diperpanjang - yaitu melakukan puasa selama 24 jam atau lebih, dapat memicu mekanisme bertahan hidup atau konservasi kalori tubuh, yang membuat metabolisme melambat.

Baca juga: 10 Manfaat Luar Biasa dari Puasa

Tipe puasa intermiten

Metode puasa intermiten ini juga memiliki beragam tipe. Berikut tipe-tipe puasa intermiten.

1. Metode 16/8

Ini merupakan jenis puasa intermiten yang paling populer. Metode ini menerapkan puasa selama 16 jam setiap hari. Namun, kita bisa makan dalam delapan jam sisanya.

Baca juga: Diet 16:8, Cara Baru Turunkan Berat Badan

2. Makan-Berhenti-Makan

Metode ini dilakukan sekali atau dua kali seminggu. Jadi, kita tak boleh mengonsumsi makanan apapun saat malam hari sampai makan malam di hari berikutnya. Dengan kata lain, kita melakukan puasa selama 24 jam.

Riset telah menunjukkan puasa intermiten yang menerapkan konsumsi gula rendah dan diet rendah karbohidrat nan kaya buah, sayuran dan daging sangat baik untuk tingkat insulin tubuh kita.

Namun, riset menunjukan metode tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes.

Baca juga: Jurus Baru Langsingkan Tubuh, Diet Makan, Berhenti, Makan

3. Metode 5:2 

Metode ini menerapkan pola makan sekitar 500 hingga 600 kalori selama dua hari dalam seminggu, namun tetap makan sekitar 2000 kalori di lima hari lainnya.

Baca juga: 9 Tips untuk Diet 5:2 yang Harus Kamu Tahu...

Anthony Minichiello mengikuti metode 16/8. Menurutnya, metode ini merupakan cara yang paling sederhana dan paling mudah untuk diikuti.

Halaman:
Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com