Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2018, 17:16 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah kamu berkompetisi dalam ajang lari maraton atau hanya jogging? Kram otot kaki menjadi problem yang kerap dialami oleh para pelari.

Titik "serangan" kram bisa bermacam-macam. Bisa di bagian perut, betis, atau kaki.

Pada akhirnya, aktivitas lari pun menjadi terganggu.

Para pakar memiliki sejumlah rekomendasi yang perlu dilakukan agar terhindar dari kram ketika berlari.

Baca juga: Simak, 5 Hal Wajib Sebelum Ikut Lomba Lari

Jika kamu salah satu yang sering mengalami kram, mungkin kamu bisa mencoba tips berikut.

1. Tetap terhidrasi

Minum banyak air sepanjang hari membawa banyak manfaat bagi tubuh.

Sebuah penelitian berbasis survei pada Journal of Sports Rehabilitation menemukan, kebanyakan responden mengalami dehidrasi ketika menderita kram otot.

Studi tersebut menemukan, konsumsi air kemudian bisa sukses mengobati dan mencegah kram yang mendera. 

2. Konsumsi elektrolit

Jika kamu berencana mengikuti aktivitas atletik, termasuk lari, kamu harus memastikan memasukkan unsur elektrolit ke dalam menu makananmu.

Elektrolit adalah ion-ion dalam tubuh yang mampu menghantarkan arus listrik dan penting untuk melancarkan fungsi tubuh dalam banyak hal, termasuk performa atletik.

Ketika tubuh tidak mendapat cukup elektrolit, maka otot akan melemah dan terjadi kontraksi serta kram otot. Demikian dikutip dari laman Medical Daily News.

Baca juga: 5 Nutrisi untuk Gantikan Elektrolit Tubuh yang Hilang

Elektrolit utama tubuh termasuk potasium, sodium, klorida, kalsium, dan magnesium.

Konsumsilah makanan yang kaya akan nutrisi tersebut, seperti pisang, acar, kale, dan yoghurt maka kamu akan memeroleh keseimbangan elektrolit.

3. Peregangan

Ketika otot kram, peregangan ringan bisa menjadi cara untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Namun, jangan tunggu hingga sakit. Lakukan peregangan sebelum memulai olahraga.

Peregangan akan membantu memanaskan tubuh dan meminimalisasi risiko kram, otot tegang dan cedera selama lari.

4. Jangan lari setelah makan

Makan berat sesaat sebelum olahraga adalah ide yang benar-benar buruk.

Para pakar menyarankan untuk tidak makan besar atau minum terlalu banyak air dalam jangka waktu dua jam sebelum lari.

Sebuah studi pada 2005 di Journal of Science and Medicine in Sport menemukan, para pelari yang mengonsumsi terlalu banyak makanan dalam 1-2 jam sebelum perlombaan akan cenderung mengalami gejala sakit pada perut.

Baca juga: Gejala Sakit Perut yang Menandakan Adanya Penyakit

5. Catat apa yang dimakan

Jika kamu mencatat apa yang dimakan dalam seminggu, kamu bisa banyak mempelajari dirimu dan tubuhmu.

Termasuk, makanan mana yang membuatmu merasa kembung, mengapa pada hari-hari tertentu kamu merasa lelah, hingga apa penyebab kram yang kamu rasakan saat lari.

Menurut situs active.com, para pelari seharusnya mencoba mencatat asupan makanan, dan minuman yang mereka konsumsi dalam seminggu penuh.

Dengan motode tersebut, mereka bisa menganalisa kapan sebaiknya mereka makan dan minum agar ketika olahraga merasa nyaman.

6. Perhatikan kecepatan lari

Jika pernah mengikuti perlombaan lari, kamu pasti mengetahui bahwa sebaiknya kamu tidak langsung memacu kecepatan sejak permulaan.

Bagi para pemula, jika berlari terlalu kencang, maka risiko cedera cenderung lebih tinggi, termasuk merasakan kram otot.

Sebuah studi pada British Journal of Sports Medicine di tahun 2010 menemukan, para pelari yang berlari pada kecepatan tinggi di awal perlombaan memiliki kemungkinan mengalami kram otot lebih besar.

Untuk mengurangi kemungkinan kram otot, mulailah berlari pelan dan tingkatkan kecepatan secara perlahan.

7. Perhatikan nafas

Jika kamu merasakan kram perut atau tubuh bagian samping ketika lari, ada kemungkinan hal itu terkait dengan pernafasan.

Dokter dari St. John's Hospital, University of Minnesota menulis dalam sebuah artikel di situs Runner's World.

Dia menyebut, kebanyakan kram perut reda ketika penderitanya mulai menarik nafas dalam-dalam dengan diafgrama untuk memenuhi paru-parunya dengan oksigen.

"Jika kita tidak menggunakan diafragma, kita akan membatasi suplai oksigen dan bisa menyebabkan kram dan kaki yang berat," tulis Robert.

Baca juga: Apa Penyebab Kram Kaki di Malam Hari?

8. Tambah skill melompat

Terus menerus menyentuh dasar dan berlari akan membuat kita menjadi pelari yang lebih baik, namun juga menambah skill lompat yang dikenal dengan istilah pliometrik.

Pliometrik adalah latihan yang terbukti membantu meningkatkan kemampun atletik serta dipercaya bisa mencegah kelelahan otot dan kram.

Menambah latihan pliometrik pada pola latihan lari, seperti lompat kotak atau lunge sambil melompat, bisa mengurangi gejala otot tegang.

Latihan itu pun bisa meningkatkan koordinasi otot dan syaraf untuk mencegah kram dan membuat otot secara umum lebih kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com