Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2018, 13:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Riset terbaru mengklaim diet anti-peradangan bisa menjadi kunci untuk hidup lebih lama.

Kesimpulan ini didapat dari penelitian yang dilakukan di Warsaw University of Lifes Sciences, Polandia.

Diet anti-inflamasi adalah diet untuk memerangi peradangan kronis.

Peradangan dapat didefinisikan sebagai pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri yang diproduksi di daerah tubuh dengan 'sel kekebalan', sebagai reaksi pelindung cedera atau infeksi.

Demi hasil optimal, periset meneliti gaya hidup sekitar 70.000 pria dan wanita selama periode 16 tahun.

Seperti diberitakan laman Independent, hasil riset ini telah diterbitkan di Journal of Internal Medicine.

Periset membandingkan tingkat kematian mereka yang mengikuti diet anti-inflamasi dan mereka yang tak mempraktikan diet itu.

Dari sana didapat kesimpulan, mereka yang mengikuti diet anti-inflamasi, serta secara teratur mengonsumsi makanan tertentu memiliki risiko kematian 18 persen lebih rendah karena sebab apa pun.

Baca juga: Aroma Cokelat Milkshake dalam Sebuah Lipmatte

Makanan yang dimaksud dalam riset ini adalah buah, sayur, teh, kopi, kacang, cokelat, anggur merah, dan bir yang dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Selain itu, mereka juga memiliki risiko 20 persen lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan risiko kematian 13 persen lebih rendah karena kanker.

Perokok yang mengikuti diet anti-inflamasi juga tercatat memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah dibandingkan dengan perokok yang tidak melakukan diet ini.

"Mengikuti diet anti-inflamasi dapat bermanfaat bagi orang-orang yang menderita berbagai kondisi kesehatan," papar Fran McElwaine, Direktur Asosiasi Instruktur Kesehatan Inggris.

Menurut dia, peradangan atau inflamasi merupakan penyebab utama penyakit yang berkaitan erat dengan gaya hidup.

Kondisi ini mencakup radang sendi, demensia, beberapa jenis kanker, dan penyakit kardiovaskular.

Hasil penelitian inilah yang membuat diet ini dipercaya memiliki manfaat yang baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com