Perokok yang mengikuti diet anti-inflamasi juga tercatat memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah dibandingkan dengan perokok yang tidak melakukan diet ini.
"Mengikuti diet anti-inflamasi dapat bermanfaat bagi orang-orang yang menderita berbagai kondisi kesehatan," papar Fran McElwaine, Direktur Asosiasi Instruktur Kesehatan Inggris.
Menurut dia, peradangan atau inflamasi merupakan penyebab utama penyakit yang berkaitan erat dengan gaya hidup.
Kondisi ini mencakup radang sendi, demensia, beberapa jenis kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Hasil penelitian inilah yang membuat diet ini dipercaya memiliki manfaat yang baik.
"Ada banyak makanan yang mengurangi peradangan, misalnya coklat hitam, yang merupakan sumber yang kaya magnesium, seng, dan mineral penting lainnya," ucapnya.
Ia menambahkan, anggur merah juga salah satu makanan yang mampu mengurangi peradangan karena mengandung resveratrol fitonutrien yang merupakan zat antioksidan.
Baca juga: Konsumsi Cokelat 3 Batang Setiap Bulan Tingkatkan Kesehatan Jantung
Berdasarkan laporan Hitwise, perusahaan pemasaran yang berbasis di Amerika Serikat, minat masyarakat pada makanan yang memiliki sifat anti-inflamasi semakin meningkat sepanjang tahun.
Berdasarkan laporan tersebut pencarian internet untuk makanan anti-inflamasi telah meningkat sebesar 274 persen sejak awal 2018.
Sementara itu, penelusuran untuk "mikrobiom usus" meningkat sebesar 311 persen dan penelusuran untuk "kesehatan usus" meningkat sebesar 293 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.