Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan Sensasi dalam Labirin Cahaya di Luminarium Trilumin

Kompas.com - 19/09/2018, 05:37 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berbaring di padang rumput sambil menyaksikan lautan bintang di langit luas seringkali digambarkan sebagai suasana yang menenangkan.

Sambil dipeluk gelap malam, kita bisa terhanyut dalam suasana yang mendamaikan hati dan jauh dari segala problematika kehidupan.

Suasana serupa saya dapatkan ketika berbaring di “main dome”, salah satu area pada ekshibisi Luminarium Trilumin di Mal Taman Anggrek, Jakarta.

Konsep ekshibisi ini didesain oleh seniman asal Inggris Alan Parkinson dan difinalisasi oleh tim dari Architects of Air.

Luminarium Trilumin adalah sebuah bangunan yang berdiri menggunakan udara serta memancarkan beragam warna dan cahaya yang cantik di dalamnya.

Meski memiliki sejumlah pancaran warna, Luminarium sendiri sebetulnya hanya terdiri dari tiga cahaya utama, yakni merah, biru dan hijau. Tiga warna ini dipilih karena bisa memancarkan perpaduan cahaya yang kompleks.

Luminarium sendiri telah dibawa oleh Architechs of Air berkeliling ke sejumlah negara sejak 1992.

Tak ada lampu yang terpasang dalam bangunan tersebut. Cahaya yang kita temui di dalam berasal dari sorotan lampu di luar bangunan yang terpancar melalui lapisan PVC tipis yang menyelimuti seluruh bangunan.

Salah satu area dalam instalasi Luminarium Trilumin di Mal Taman Anggrek, Jakarta.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu area dalam instalasi Luminarium Trilumin di Mal Taman Anggrek, Jakarta.
Istilah Luminarium mirip dengan “akuarium”. Jika akuarium adalah benda yang menyimpan air (aqua), maka Luminarium adalah sesuatu yang menyimpan cahaya (lumen, lux).

Main Dome adalah satu dari lima area pada ekshibisi yang berbentuk seperti labirin cahaya tersebut. Empat area lainnya, Green Tree, Neon Dome, Red Tree, dan Blue Tree. Masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri.

Memasuki Luminarium, kita akan bertemu dengan satu ruangan dengan dominasi warna hijau, yakni Green Tree. Sesuai namanya, tree alias pohon, kita akan melihat sebuah bentuk seperti pohon yang berwarna hijau di sana.

Area kedua adalah Neon Dome. Sebuah kubah dengan langit-langit bergaya arsitektur Islamik nan penuh dengan cahaya. Itulah mengapa area ini dinamakan “neon”.

Selanjutnya, kita akan memasuki area Red Tree. Didominasi warna merah dan sedikit pancaran cahaya biru, jangan kaget jika kita juga menemukan warna ungu sebagai perpaduan dua warna tersebut ketika mengambil gambar di sana.

Salah satu area dalam instalasi Luminarium Trilumin di Mal Taman Anggrek, Jakarta.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu area dalam instalasi Luminarium Trilumin di Mal Taman Anggrek, Jakarta.
Setelah melalui area Red Tree, barulah kita menemukan area Main Dome. Ruangan luas dengan langit-langit berbentuk kubah dengan bintang-bintang terhampar. Main Dome amat minim cahaya, berbeda dengan area lain yang bermandikan cahaya merah, biru atau hijau.

Termasuk area terakhir, Blue Tree, yang bermandikan cahaya biru. Tak hanya warna biru, namun kita bisa melihat cahaya hijau atau merah muda yang terpancar karena perpaduan cahaya biru dan merah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com