"Saya sudah melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia, untuk meneliti tentang kain dan tenun."
Baca juga: Tak Hanya Desain, Pasar Global Juga Cari Kisah di Balik Kain Tenun
"Dari sana saya mengetahui, penenun Batak paling banyak dari segi jumlah, karena kebutuhan kain orang batak banyak sekali," kata Torang.
Kendati demikian, kata Torang, stok ulos yang ada di pasaran saat ini kebanyakan adalah "ulos mesin" yang tidak berkualitas.
Torang mengaku tak menolak keberadaan "ulos mesin", namun keberadaan ulos adat pun harus diperhatikan.
"Jangan sampai ini mengganggu ulos adat. Penenun jangan diganggu, karena mereka bikin pakai hati," kata Torang.
Dia menegaskan, keberadaan ulos mesin dengan kapasitas produksi sehari 30 ulos, tentu tak dapat dibandingkan dengan ulos adat yang memakan waktu tiga minggu untuk sehelai kain.
Mahakarya
Menurut Torang, ulos adalah sebuah mahakarya Toba, yang dibuat dengan teknik tinggi, dan ragam warna yang menggunakan bahan alami.
"Di Toba itu, sebuah ulos dibuat dengan matematik, dihitung benar. Bayangkan saja menganyam benang hingga membentuk motif," kata dia.
Sayangnya, teknik pewarnaan alam sudah lenyap sejak 50-80 tahun yang lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.