Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2018, 09:43 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pelari ternyata juga perlu meluangkan sedikit waktu berlatih yoga.

Setidaknya, sempatkanlah waktu beberapa menit sebelum dan sesudah berlari.

Sebab, lari adalah salah satu jenis olahraga high impact atau melibatkan gerakan hentakan atau kedua kaki tidak menginjak tanah pada saat yang bersamaan.

Sehingga, yoga bisa meredakan ketegangan otot-otot pada tubuh pelari akibat dampak high impact tersebut.

Guru yoga Deera Dewi mengatakan, tren yoga untuk para pelari sudah mulai ramai sejak beberapa tahun terakhir.

"Banyak banget pelari, terutama setelah maraton, banyak mengeluhkan sakit lutut, pergelangan kaki, telapak kaki."

Baca juga: Takut Sakit Punggung, Alasan Sandra Dewi Rajin Yoga dan Pilates

"Karena lari membungkuk mereka juga kena lower back-nya, pinggang, hingga atas sampai kalau jalan susah," kata Deera saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Nah, gerakan-gerakan yoga sederhana seperti peregangan sangat diperlukan sesudah dan sebelum lari untuk meminimalisasi ketegangan otot semacam itu.

Aktivitas yoga sebelum lari ditujukan agar otot tidak kram. Sementara, yoga sesudah lari ditujukan untuk melepaskan ketegangan otot.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Memperkenalkan Anak Pada Yoga?

"Lari kan high impact, tekuk lutut, punggung bungkuk. Kita balikin lagi bagaimana untuk melepas semua ketegangan, terutama di bagian atas, bahu dan punggung atas agar lebih tenang," kata dia.

Tak perlu meluangkan waktu terlalu lama, cukup 5-10 menit. Malah, menurut Deera, yoga sebelum dan setelah lari justru tak boleh dilakukan terlalu lama.

"Karena kalau sudah lebih dari 15 menit langsung malas, karena tubuh jadi rilek," ucap dia.

Laman runnerworld.com juga pernah memuat informasi yang serupa soal yoga bagi para pelari.

Baca juga: Demi Kesehatan Jantung, Coba Dengarkan Musik Yoga Sebelum Tidur

Para pelari setidaknya membutuhkan sesi yoga minimal satu jam dua kali dalam seminggu. Hal itu penting demi menyeimbangkan tubuh.

Pandangan ini diungkapkan terapis fisik dan instruktur yoga dari New York, Diana Zotos.

Selain untuk meredakan ketegangan otot, yoga bagi para pelari juga dinilai bisa mengurangi risiko cidera, melepas stres, meningkatkan performa lari, dan meningkatkan kesadaran.

Ada beragam pose yoga untuk para pelari. Misalnya, Pigeon Pose.

Pada gerakan ini, kita melipat kaki kiri dan berpose seperti duduk menyila. Sedangkan kaki kanan teregang lurus ke belakang.

Letakan telapak tangan di depan sejauh yang kita bisa. Tarik dan buang nafas secara perlahan selama sekitar 45 detik, kemudian ganti kaki.

Ada pula pose High Lunge Quad Stretch.

Seperti namaya, pose ini mirip gerakan lunge dengan satu kaki melangkah ke depan dan kaki lainnya ke belakang.

Tarik dan buang nafas perlahan sambil meregangkan kaki. Lakukan 3-4 kali sebelum berganti kaki.

Pose lainnya adalah Revolved Low Lunge.

Pose ini mirip seperti pose sebelumnya, hanya saja kita akan mengatupkan kedua tangan kemudian memutar badan ke samping.

Tahan selama 3-7 kali tarik dan buang nafas, kemudian lakukan untuk sisi lainnya.

Pose lainnya adalah Lizard Pose.

Untuk melakukan pose ini, kita hanya perlu mengubah sedikit gerakan sebelumnya.

Lakukan low lunge dengan kedua telapak tangan pada matras. Kaki kiri menekuk dengan sudut 45 derajat.

Tekan lutut kiri secara perlahan, tahan selama tiga hingga tujuh tarikan nafas sebelum mengulanginya untuk kaki kanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com