Hal serupa menyebabkan penumpukan plak beta-amyloid melalui mekanisme yang tak diketahui.
"Namun, kami tidak dapat mengesampingkan plak amiloid yang muncul saat mengevalusi penyebab kantuk," papar Adam P. Spira, selaku pemimpin riset.
Di bidang medis, bukan rahasia lagi jika gangguan tidur biasanya terjadi pada orang yang memiliki penyakit alzheimer.
Hal ini disebabkan adanya perubahan otak yang terkait dapat berdampak negatif pada tidur mereka.
Baca juga: Wanita, Punya Lima Anak atau Lebih Tingkatkan Risiko Alzheimer
Tapi, banyak penelitian pada hewan dan manusia juga membuktikan tidur yang buruk menyebabkan penumpukan jumlah beta-amyloid yang lebih besar di otak.
Riset ini menambah deretan bukti bahwa kualitas tidur bisa menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan mudah.
Menurut Spira, belum ada obat untuk penyakit alzheimer. Oleh karena itu, periset harus melakukan yang terbaik untuk mencegahnya.
"Memprioritaskan tidur dapat menjadi salah satu cara untuk membantu mencegah atau mungkin memperlambat kondisi ini," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.