Rasio pernapasan yang baik untuk ketahanan fisik adalah mengambil napas selama dua atau tiga detik dan juga membung napas selama dua dan tiga detik.
Baca juga: Bakar Lemak Secara Cepat dengan Olahraga Boxing
Jenis pernapasan ini juga baik untuk aktivitas yang memerlukan fokus tinggi, seperti yoga. Sebab, penapasan yang lebih panjang dan dalam akan meningkatkan akses gerakan.
"Jika pernapasan tidak baik, tubuh akan cenderung tegang," kata Somerset.
Untuk gerakan dengan mobilitas tinggi, pernapasan terbaik adalah dengan aktivitas menarik dan membuang nafas masing-masing selama empat atau lima detik. Durasi lebih lama akan lebih baik.
Pernafasan hidung dan mulut
Apapun teknik bernafpsnya, ingatlah bahwa ada perbedaan kunci antara bernapas dengan mulut dan hidung.
Benzaquen mengatakan, idealnya kita nernapas melalui hidung karena hidung memiliki silia untuk menyaring kotoran yang masuk ke dalam hidung sebelum udara menuju ke paru-paru.
Rongga hidung juga membantu menyaring udara melalui selaput lendir sehingga kita terhindar dari iritasi.
Sementara bernapas melalui mulut tidak memiliki proses penyaringan yang sama.
Namun, jangan ambil napas dengan hidung sama banyaknya dengan ketika bernafas melalui mulut, seperti yang dilakukan banyak orang ketika berolahraga. Hal itu dianggap kurang baik untuk tenaga maksimal.
Namun, setiap tarikan napas bisa melambatkan denyut jantung. Hal ini sangat membantu ketika kita melakukan aktivitas seperti yoga karena tujuan utamanya adalah mobilitas dan relaksasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.