Beberapa peneliti percaya bahwa pola kebotakan pada beberapa pria disebabkan oleh tubuh mereka yang lebih sensitif terhadap kadar androgen (terutama DHT) normal yang diwariskan secara turun temurun.
Hormon DHT juga bisa ditemukan pada perempuan.
3. Riwayat keluarga
Faktor genetika memainkan peran dalam mundurnya garis rambut sekitar dahi. Pria dengan orangtua yang mengalami kebotakan lebih mungkin menjadi botak juga. Mereka mungkin mengikuti pola yang sama dengan generasi sebelumnya.
Baca juga: 5 Kebiasaan Untuk Memperlambat Kebotakan
4. Obat atau perawatan
Beberapa prosedur atau perawatan medis juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Contoh yang umum adalah kemoterapi, yang sering menyebabkan rambut seseorang rontok.
5. Penyakit atau stres
Penyakit atau stres dapat menyebabkan kerontokan rambut yang tiba-tiba disebut telogen effluvium. Kebanyakan orang biasanya mengalami ini sebagai hal yang tak terduga, yakni kehilangan lebih banyak rambut daripada biasanya dalam waktu singkat.
Namun, kerontokan rambut ini biasanya sering sembuh sendiri tanpa perawatan.
6. Gaya hidup
Gaya hidup diduga kuat berkaitan dengan kemunduran garis rambut yang terlalu dini. Orang yang merokok dilaporkan mengalami kerontokan rambut lebih cepat daripada yang tidak merokok.
Selain itu, orang-orang yang kekurangan protein juga lebih rentan mengalami kerontokan rambut daripada mereka yang cukup makan protein.
Bisakah hal ini dicegah atau diatasi sebelum jadi benar-benar botak?
Apabila garis rambut mundur disebabkan oleh faktor usia, tentu hal ini tidak dapat dicegah. Namun bila disebabkan oleh faktor lain, seperti stres, ketidakstabilan hormon, atau bahkan masalah medis tertentu, perawatannya mungkin akan disesuaikan dengan penyebab pastinya.
Baca juga: 5 Cara Selamatkan Rambut dari Kebotakan
Perawatan kebotakan rambut biasanya melibatkan salah satu atau kombinasi dari berbagai cara di bawah ini: