Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2018, 05:05 WIB
|
Editor Wisnubrata

KOMPAS.com – Batik adalah busana yang tak asing bagi kita masyarakat Indonesia. Namun, di balik penggunaan yang sudah memasyarakat seperti saat ini, batik pernah menjadi pakaian keluarga raja.

Tradisi batik diperkirakan muncul di Nusantara, khususnya Jawa, pada masa kerajaan Majapahit atau abad ke-12. Hal itu ditandai dengan ditemukannya arca Prajnaparamita (Dewi Kebijaksanaan) di Jawa Timur abad ke-13.

Pada arca tersebut digambarkan bahwa Sang Dewi mengenakan kain yang dihiasi dengan motif sulur tumbuhan dan bunga, motif yang masih dijumpai hingga sekarang.

Batik juga dinilai sangat terkait dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah di pusat perbatikan di Jawa adalah daerah santri. Batik juga menjadi alat perjuangan ekonomi para pedagang melawan perekonomian Belanda.

Batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian dan pada zaman dulu menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia. Pada awalnya, pengerjaan batik terbatas pada lingkungan keraton, mulai dari pakaian raja, keluarga, hingga para pengikutnya

Namun, karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik mulai dibawa ke luar tembok keraton.

Kesenian tersebut pada awalnya hanya bisa dinikmati rakyat yang tinggal di lingkungan sekitar keraton, namun perlahan-lahan penyebarannya semakin meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu senggangnya.

Batik yang pada awalnya hanya pakaian keluarga keraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari secara luas.

Saat itu, bahan kain putih yang digunakan adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat antara lain dari pohon mengkudu, tinggi, soga, dan nila. Bahan soda dibuat dari soda abu dan garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia, khususnya Suku Jawa, terjadi setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com