Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2018, 08:17 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Semua orang Indonesia pasti mengenal batik. Namun, hanya segelintir orang yang mengenal siapa itu Go Tik Swan.

Nama Go Tik Swan tak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan batik di Indonesia.

Ia adalah orang yang menyatukan Indonesia dengan batik karyanya. Go Tik Swan bukanlah lelaki asli Jawa. Ia lahir dari dari keluarga keturunan Tionghoa yang tinggal di Solo.

Kecintaannya pada budaya Jawa tak hanya disalurkan lewat dedikasinya pada eksistensi batik di Indonesia. Ia juga mendalami sastra dan tarian Jawa.

"Go Tik Swan itu pernah disekolahkan orangtuanya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Tapi, tiga bulan sekolah ia malah keluar dan pindah ke Sastra Jawa," ucap Hardjosuwarno yang merupakan anak angkat Go Tik Swan.

Perkenalan dengan Bung Karno

Semasa kuliah, Go Tik Swan menekuni tarian Jawa yang berhasil membawanya berkenalan dengan Soekarno, Presiden Pertama Indonesia.

Pada waktu Dies Natalis Universitas Indonesia, ia mengadakan misi kesenian di Istana Negara dengan membawakan tarian Jawa di hadapan Bung Karno.

Soewarno, panggilan akrab Harjosuwarno bercerita, tarian yang dibawakan oleh Go Tik Swan saat itu adalah tarian Gambir Anom, yag merupakan tarian klasik Jawa bergaya Solo.

Tarian yang dibawakan oleh pria yang juga memiliki nama Jawa KRT Hardjonagoro ini membuat Bung Karno kagum.

Bung Karno langsung memanggilnya, mengajaknya bersalaman, serta mengundangnya untuk datang ke Istana Negara.

Inilah yang awal perkenalannya dengan Bung Karno yang kemudian menjadikannya sebagai staf ahli kebudayaan.

Baca juga: Perjalanan Panjang Batik, dari Kraton Hingga Produk Mode Kekinian

Misi menyatukan Indonesia

Suatu hari, Bung Karno mendengar kabar jika Go Tik Swan berasal dari keluarga pembatik.

Presiden pertama Republik Indonesia ini pun memintanya membuat batik yang bisa diberi nama batik Indonesia yang bisa menyatukan seluruh rakyat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com