Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2018, 14:34 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eksplorasi terhadap batik di jagat mode terus dilakukan. Walau demikian, tak sedikit orang muda yang masih memandang batik sebagai bagian dari generasi tua.

Desainer dan pelestari budaya batik Iwet Ramadhan mengakui ada beberapa persoalan pada generasi muda dalam memandang batik.

Dia mencontohkan batik masih dianggap terlalu mahal, yang tak lepas dari masih rendahnya penghargaan terhadap batik.

"Masih ada price conciousness, masih memperhatikan harga murah atau enggak. Di sisi lain, mereka bisa beli busana lain berjuta-juta, sementara beli batik satu juta saja enggak mau," kata Iwet di acara peluncuran motif baru botol susu Pigeon, di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Iwet mendorong anak muda untuk melihat batik tidak dari segi harga, melainkan sisi kreativitas, motif, hingga pesan-pesan di balik batik itu sendiri.

Dari sisi desain dan motif, misalnya, menurut Iwet di balik kesan tua justru tersimpan pesan mendalam tentang kehidupan.

Di sisi lain, Iwet mengakui tidak bisa serta merta mengajak semua anak muda untuk menggali cerita dari selembar kain batik. Perlu ada pemantik dari pengrajin sendiri.

"Misalnya seperti pemiilihan warna, di mana warna yang harus dipilih kekeinian seperti biru tua, itu warna yang memiliki daya tarik sendiri bagi anak muda. Kemudian warna terang seperti merah, oranye. Nah, itu warna-warna yang bisa membuat anak muda lebih melirik," kata Iwet.

Baca juga: Go Tik Swan, Menyatukan Indonesia Lewat Batik

Selain itu, Iwet pun merekomendasikan ada penambahan cerita dari balik pengambilan bahan hingga pemilihan pewarnaan yang mempertimbangkan lingkungan.

Sementara dari sisi pengaplikasian, dia menyarankan untuk melakukan kombinasi.

"Kalau dikasih baju full batik semua, kan terkesan tua. Karena itu, kemudian yang aku lakukan adalah dipotong kemudian dibentuk tidak sekadar kotak atau segitiga, bisa kurva. Lalu dipadukam dengan kain stripes, polkadot, sehingga membuat tampilan modern," ujar Iwet.

"Intinya, mengikuti apa yang disukai anak muda, tren sekarang, namun tidak meninggalkan motif klasik yang bagaimana pun ada filosofi yang harus kita jaga."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com