Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah, serta Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine.

Stroke? Periksakan Ngorok!

Kompas.com - 04/10/2018, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mendengkur dan sleep apnea sering ditemukan pada penderita stoke iskemik dan TIA (transient ischaemic attack/mini stroke).

Beberapa data tahun 2010 dan 2011 menunjuk kisaran angka 60-80 persen penderita stroke yang juga mendengkur.

Sayangnya, saat ini tak banyak penderita stroke yang dirawat dengkurannya secara tepat dan terarah.

Sleep apnea, henti nafas saat tidur yang ditandai dengan mendengkur, menyebabkan rendahnya kadar oksigen darah, peningkatan tekatan darah dan denyut jantung yang tidak teratur.

Data awal juga menunjukkan bagaimana perawatan sleep apnea dengan menggunakan continuous positive airway (CPAP) yang tepat memberikan manfaat bagi penderita stroke.

Penelitian baru yang diterbitkan pada jurnal American Heart Association melihat secara khusus bagaimana perawatan sleep apnea dapat meningkatkan laju pemulihan penderita stroke.

Keuntungan perawatan sleep apnea diduga lebih bermanfaat dibanding perawatan stroke dengan obat TPA saja.

Tissue Plasminogen Activator (TPA) adalah obat yang melarutkan gumpalan darah yang digunakan sebagai obat bagi penderita stroke iskemik.

Para peneliti mengikuti 252 pasien stroke selama satu tahun. Secara acak para pasien ini dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok yang mendapatkan perawatan stroke biasa namun dibiarkan mendengkur.

Kelompok kedua mendapatkan perawatan stroke standar ditambah CPAP untuk atasi ngorok. Kelompok terakhir mendapatkan perawatan stroke mutakhir dan CPAP.

Hasilnya, 59 persen dari pasien yang menggunakan CPAP mengalami kemajuan terapi yang nyata. Ini dilihat dari perbaikan-perbaikan fungsi syaraf yang dialami.

Para peneliti menekankan, perawatan mendengkur pada pasien stroke harus dilakukan sesegera mungkin. Semakin cepat sleep apnea diatasi, semakin bermanfaat juga perawatan stroke yang diberikan.

Perawatan ngorok saja, sudah meningkatkan hasil perawatan stroke.

Perlu diketahui juga, bahwa banyak data terdahulu menunjukkan bagaimana sleep apnea menyebabkan buruknya pemulihan pasien stroke.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com