Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2018, 07:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi kian banyak terjadi. Di Amerika Serikat misalnya, 15 - 30 juta pria diperkirakan mengalami masalah tersebut. 

Ada banyak alasan di balik disfungsi ereksi, termasuk karena obat tekanan darah, berat badan berlebih, hingga stres.

Dilansir dari Men’s Health, baru-baru ini ada penelitian yang menemukan penyebab lain disfungsi ereksi pada pria—genetik.

Para peneliti dari perusahaan asuransi kesehatan dan perawatan medis Kaiser Permanente memelajari genetik dari hampir 37.000 orang AS yang menawarkan secara sukarela catatan medis mereka untuk penelitian ini.

Para pria tersebut menyelesaikan survei kesehatan seksual, kemudian tim peneliti melihat apakah peserta didiagnosis dengan disfungsi ereksi atau melakukan perawatan untuk kondisi tersebut.

Peneliti menemukan, orang-orang dengan variasi pada kromosom keenam mereka, yang ditemukan di dekat gen SIM1, memiliki 26 persen peningkatan risiko disfungsi ereksi.

Para peneliti mengesampingkan faktor-faktor risiko disfungsi ereksi yang jamak diketahui—seperti kelebihan berat badan—sebagai penyebab masalah.

Meskipun peneliti telah lama menduga disfungsi ereksi sebagian disebabkan oleh genetika, penelitian ini menunjukkan lokasi yang tepat, atau lokus, yang dapat menyebabkan masalah. Variasi genetik terletak di dekat gen SIM1, yang membantu mengatur berat badan dan ereksi.

Baca juga: Hei Lelaki, Pahamilah Penyebab dan Gejala Disfungsi Ereksi

Pengetahuan baru ini dapat membantu para peneliti mengembangkan perawatan disfungsi ereksi yang lebih baik yang fokus pada genetika.

“Mengidentifikasi lokus SIM1 ini sebagai faktor risiko untuk disfungsi ereksi adalah temuan besar, karena memberikan bukti yang lama dicari soal komponen genetik untuk penyakit ini,” tulis penulis studi, Eric Jorgenson, PhD dan ilmuwan penelitian di Kaiser Permanente Divisi Riset Northern California.

Baca juga: 8 Hal Aneh Penyebab Disfungsi Ereksi

Ilustrasi penis dan disfungsi ereksiPixygirlly Ilustrasi penis dan disfungsi ereksi
"Mengidentifikasi faktor risiko genetik pertama untuk disfungsi ereksi adalah penemuan yang menarik karena membuka pintu untuk penyelidikan ke dalam terapi baru berbasis genetik."

Jorgenson menjelaskan, sekitar 50 persen pria tidak mengalami perubahan walau sudah minum obat-obatan disfungsi ereksi saat ini. Salah satu contohnya adalah Viagra yang tidak berfungsi bagi pria yang mengalami disfungsi ereksi karena testosteron rendah.

Ada juga beberapa pria yang memilih untuk tidak minum obat karena efek samping seperti sakit kepala parah. 

Baca juga: 10 Tips Agar Ereksi Makin Kuat

Saat ini, pria dengan disfungsi ereksi mungkin ingin mempertimbangkan untuk mengadopsi kebiasaan sehat, karena kelebihan berat badan, merokok, dan minum alkohol dapat memperburuk kondisi.

Dan ingat, sebaiknya berbicara dengan dokter sebelum membeli obat-obatan disfungsi ereksi atau perawatan lain secara daring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com