Susan menjelaskan berbeda dengan mindfulness, praktik meditasi melibatkan waktu khusus yang harus kita luangkan untuk fokus pada napas atau tubuh.
"Penelitian menunjukkan meditasi 10 menit per hari untuk merasakan manfaatnya. Jelas, semakin banyak kita berlatih, semakin besar manfaatnya," tambahnya.
Sedangkan mindfulness adalah melakukan kegiatan sehari-hari, namun dengan kesadaran penuh. Misalnya saat makan, ya kita makan, merasakan tiap suapan, bukan sambil melamun atau nonton televisi.
Saat mencuci piring, ya fokus pada pekerjaan itu, Merasakan air yang mengalir, menyadari gerakan menggosok dan lainnya. Bukan sambil bengong.
Dalam bahasa agama, hal ini disebut sebagai "hidup pada saat ini", tidak memikirkan masa lalu dan tidak mengkhawatirkan apa yang akan datang.
Susan juga mengatakan mindfulness berkembang dari tradisi kontemplatif kuno. Jadi, praktik ini telah ada selama lebih dari 2.500 tahun.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir konsep ini menjadi populer karena ilmu saraf telah menunjukkan manfaatnya yang besar.
"Kami di Dunia Barat telah menjadi semakin tertarik dalam menerapkan kesadaran untuk kehidupan kami yang sibuk," ucapnya.
Mindfulness telah direkomendasikan oleh Institut Nasional untuk Kesehatan dan Perawatan Excellence Inggris sebagai pencegah depresi sejak 2004.
"Ini juga merupakan perawatan pilihan untuk depresi yang berulang, tetapi tidak dianjurkan untuk orang yang sedang mengalami depresi," paparnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.