Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2018, 16:27 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Pada momen itu, ia hanya menggunakan model androgini untuk mengenakan busana ungendered karyanya.

Michele mengubah Gucci, dan diikuti mode kelas atas lainnya.

Pada acara pergaan busana pria Celine 2018 yang pertama, Hedi Slimane mengumumkan dalam siaran pers meski busana yang dipamerkan waktu itu dibawakan oleh model pria, wanita juga bisa memakainya karena dirancang untuk mode unisex.

Banyak desainer lain telah mengikutinya. Apalagi, tahun ini oleh Burberry dan Balenciaga juga turut mengeluakan busana tema serupa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

BOWIE AND SID AT EARL’S COURT 45 YEARS AGO “Clutches of sad remains, Waits for Aladdin Sane...” Following UK dates at the start of the year, The David Bowie Tour 1973 revisited the USA in February and Japan for the first time in April. Returning to the UK, the fourth leg of the tour had an auspicious opening at London’s Earl’s Court, 45 years ago tonight. This was the first Rock concert to be staged at the venue and unfortunately it didn't seem the logistics of putting on a show there had been fully worked out. Reviews pointed out the poor visibility (the stage was on ground level), and an inadequate sound system unable to fill the cavernous hall. However, those that could see and hear enjoyed a superb setlist by Bowie and The Spiders, augmented by the expanded band. The new outfits given to David by Kansai Yamamoto, along with the kabuki influenced make up and the state of the art light show, made for an incredible spectacle. Things settled down at smaller venues for the rest of the tour, as witnessed in the Ziggy Stardust Motion Picture filmed at the last show at Hammersmith Odeon on July 3rd.* Our montage shows Bowie in performance on the night (main image by Mick Rock) and fans outside Earl’s Court before the show. While we all know about the sad end the lad proudly displaying his Bowie T-shirt came to (he was yet to become a Sex Pistol in the shape of Sid Vicious), does anybody out there know what happened to the girls holding the tour programme? Go here http://smarturl.it/1973EC45 for the setlist which contained all but one of the songs from new album Aladdin Sane. *Speaking of that last show at Hammersmith, a local lad (another yet to be Sex Pistol), Steve Jones, helped himself to some of Bowie’s equipment. So, it could be argued that Bowie not only influenced the look of the fledgling band, but also unwittingly contributed to the Sex Pistols’ sound too. FOOTNOTE: Lou Reed’s Bowie/Ronson produced Walk On The Wild Side entered the UK chart on this day too. It was Lou’s first UK single chart entry. The song was taken from Transformer (arguably Reed’s finest moment), an album produced by the same team. #BowieEarlsCourt

A post shared by David Bowie (@davidbowie) on May 12, 2018 at 5:15pm PDT

Efek selebritas

Daftar selebritas yang mengadopsi mode unisex juga semakin meningkat.

Jaden Smith pernah mengenakan rok dalam kampanye wanita SS16 Louis Vuitton. Sejak itu, ia memasukkan pakaian tradisional feminin ke dalam gaya pribadinya.

Dalam dunia hip-hop, --genre maskulin yang terang-terangan, tak menghalangi rapper Amerika Young Thug mengenakan gaun panjang warna ungu dalam sampul mixtape Jeffrey tahun 2016.

Bahkan, Kanye West juga pernah menuai perhatian publik karena mengenakan rok dan T-shirt berukuran longgar.

Lalu, banyak aktris yang memilih setelan daripada gaun saat melangkah di atas karpet merah.

Misalnya Rachel Wood yang memakai setelan hitam saat tampil di ajang Golden Globes 2017.

Namun, mereka bukan selebritas pertama yang melakukannya. Tahun 80-an, Kurt Cobain mengenakan gaun saat berpose untuk sampul majalah The Face tahun 1993.

Kemudian, --tentu saja, ada David Bowie yang turut mempopulerkan busana unisex.

"Sulit untuk meremehkan dampak yang ditimbulkan oleh David Bowie pada mode," kata sejarawan dan penulis, Josh Sims.

David Bowie, menurut Sims, telah melepaskan diri dari norma-norma yang berlaku saat itu, yaitu tata rias yang dibatasi jenis kelamin dengan riasan wajah dan warna rambut androgini.

Saat itu, adalah era di mana pemogokan, nasionalisme merajalela, rasisme dan seksisme. Itu adalah periode yang sangat suram dan gelap.

Nah, gaya berpakaian Bowie seperti menjadi penerang.

Banyak koleksi unisex saat ini yang tersedia di pertokoan dan tidak selalu didesain ala mode tingkat tinggi.

Koleksi tersebut seringkali diproduksi dalam model serbaguna seperti kaus, celana panjang, boxy shirt dan outerwear berukuran longgar.

Fesyen high street memang tidak akan benar-benar progresif sampai menawarkan rok, gaun, dan siluet tradisional feminin sebagai bagian dari koleksi unisex. Namun, ini dapat dilihat sebagai langkah maju.

Menurut Saxena, fenomena mode unisex ini mirip seperti masakan. Seorang koki tidak peduli apakah makanan akan dimakan oleh seseorang dengan jenis kelamin tertentu.

Jadi, mengapa kita harus peduli apakah kita memakai pakaian 'laki-laki' atau 'perempuan'?

"Jika kita menyukai pakaian dan sesuai dengan keinginan, beli saja. Jenis kelamin tidak boleh membatasinya," ucap dia.

Baca juga: Pertimbangan Beli Sepatu Anak, Mode atau Kenyamanan?

Menawarkan pilihan bagi setiap orang

Kita harus bisa memakai apa yang kita rasa nyaman. Sayangnya, bagi banyak orang, hanya dua pilihan gaya pakaian, yaitu pria atau wanita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com