Pada momen itu, ia hanya menggunakan model androgini untuk mengenakan busana ungendered karyanya.
Michele mengubah Gucci, dan diikuti mode kelas atas lainnya.
Pada acara pergaan busana pria Celine 2018 yang pertama, Hedi Slimane mengumumkan dalam siaran pers meski busana yang dipamerkan waktu itu dibawakan oleh model pria, wanita juga bisa memakainya karena dirancang untuk mode unisex.
Banyak desainer lain telah mengikutinya. Apalagi, tahun ini oleh Burberry dan Balenciaga juga turut mengeluakan busana tema serupa.
Efek selebritas
Daftar selebritas yang mengadopsi mode unisex juga semakin meningkat.
Jaden Smith pernah mengenakan rok dalam kampanye wanita SS16 Louis Vuitton. Sejak itu, ia memasukkan pakaian tradisional feminin ke dalam gaya pribadinya.
Dalam dunia hip-hop, --genre maskulin yang terang-terangan, tak menghalangi rapper Amerika Young Thug mengenakan gaun panjang warna ungu dalam sampul mixtape Jeffrey tahun 2016.
Bahkan, Kanye West juga pernah menuai perhatian publik karena mengenakan rok dan T-shirt berukuran longgar.
Lalu, banyak aktris yang memilih setelan daripada gaun saat melangkah di atas karpet merah.
Misalnya Rachel Wood yang memakai setelan hitam saat tampil di ajang Golden Globes 2017.
Namun, mereka bukan selebritas pertama yang melakukannya. Tahun 80-an, Kurt Cobain mengenakan gaun saat berpose untuk sampul majalah The Face tahun 1993.
Kemudian, --tentu saja, ada David Bowie yang turut mempopulerkan busana unisex.
"Sulit untuk meremehkan dampak yang ditimbulkan oleh David Bowie pada mode," kata sejarawan dan penulis, Josh Sims.
David Bowie, menurut Sims, telah melepaskan diri dari norma-norma yang berlaku saat itu, yaitu tata rias yang dibatasi jenis kelamin dengan riasan wajah dan warna rambut androgini.
Saat itu, adalah era di mana pemogokan, nasionalisme merajalela, rasisme dan seksisme. Itu adalah periode yang sangat suram dan gelap.
Nah, gaya berpakaian Bowie seperti menjadi penerang.
Banyak koleksi unisex saat ini yang tersedia di pertokoan dan tidak selalu didesain ala mode tingkat tinggi.
Koleksi tersebut seringkali diproduksi dalam model serbaguna seperti kaus, celana panjang, boxy shirt dan outerwear berukuran longgar.
Fesyen high street memang tidak akan benar-benar progresif sampai menawarkan rok, gaun, dan siluet tradisional feminin sebagai bagian dari koleksi unisex. Namun, ini dapat dilihat sebagai langkah maju.
Menurut Saxena, fenomena mode unisex ini mirip seperti masakan. Seorang koki tidak peduli apakah makanan akan dimakan oleh seseorang dengan jenis kelamin tertentu.
Jadi, mengapa kita harus peduli apakah kita memakai pakaian 'laki-laki' atau 'perempuan'?
"Jika kita menyukai pakaian dan sesuai dengan keinginan, beli saja. Jenis kelamin tidak boleh membatasinya," ucap dia.
Baca juga: Pertimbangan Beli Sepatu Anak, Mode atau Kenyamanan?
Menawarkan pilihan bagi setiap orang
Kita harus bisa memakai apa yang kita rasa nyaman. Sayangnya, bagi banyak orang, hanya dua pilihan gaya pakaian, yaitu pria atau wanita.