Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompetisi Meracik Kopi yang tak Kalah Heboh dari Konser Musik

Kompas.com - 12/10/2018, 16:11 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepuk tangan, teriakan gegap gempita, dan sorak sorai terdengar dari ballroom Hotel Sheraton Gandaria City. Kehebohan itu bukan berasal dari pertandingan olahraga atau konser musik cadas. Namun hingar bingarnya menyerupai.

Semua orang tentu tidak akan menyangka bahwa suara-suara itu merupakan bagian dari lomba meracik kopi, di mana para pesertanya memiliki pendukung yang tak kalah militan dari suporter sepakbola.

Layaknya menyaksikan pertandingan tinju atau Indonesian Idol, para penonton mulai berteriak-teriak dan menyanyikan yel-yel ketika video dari tiga finalis Starbucks Barista Championship 2018 ditayangkan di layar lebar di atas panggung.

Video itu memperlihatkan bagaimana para finalis, Ni Putu Patricia dari Bali, Muhammad Fariz Syahir dari Bandung, dan Yulinda Tanjaya dari Surabaya, mempersiapkan diri untuk berangkat mengikuti lomba.

Mereka digambarkan menerima surat, lalu bersiap-siap dengan perlengkapannya, dan keluar dari rumah untuk menuju lokasi kompetisi. Patricia atau Pat memesan taksi, Fariz mengendarai motornya, dan Yulinda naik taksi online. Ketiganya bertemu di Hotel Sheraton.

Usai adegan itu, pintu ballroom dibuka, dan ketika peserta memasuki ruangan. Teriakan dan sorak sorai pun menjadi-jadi. Kamu tidak akan membayangkan bahwa ini terjadi dalam pertandingan membuat kopi, yang oleh banyak orang sering dianggap kegiatan sepele.

Nama para finalis diteriakkan oleh para pendukung yang sebagian berdiri di kursinya, terompet ditiup, dan kamera-kamera ponsel mengikuti langkah tiga barista menuju panggung. Heboh!

"Starbucks Barista Championship adalah acara paling ditunggu di Starbucks. Kami selalu bangga memiliki partners (Starbucks menyebut pegawai sebagai partners) yang terisnpirasi mencapaim potensi mereka melalui kompetisi ini," kata Virani Masayu, GM Learning and Culture Starbucks Indonesia.

Baca juga: 4 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Menyeduh Kopi

Kompetisi internal ini telah berjalan sejak tahun 2003 dan tahun ini merupakan kompetisi ke-12. Ajang ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tapi juga di Starbucks lain di seluruh dunia untuk memotivasi partner agar mencapai standar yang tinggi.

Bukan sekedar menyajikan

Fariz saat meracik kopi di Starbucks Barista Championship 2018Kompas.com/Wisnubrata Fariz saat meracik kopi di Starbucks Barista Championship 2018
Pada final yang berlangsung Kamis siang (11/10/2018), undian untuk tampil pertama jatuh pada Fariz dari kota kembang, Paris van Java.

Ia memperkenalkan diri, lalu unjuk kebolehannya menyajikan kopi dengan teknik pour over. Kopi Rwanda adalah pilihannya. Dengan fasih ia menceritakan bagaimana kopi mengubah kehidupan masyarakat di Rwanda yang sempat mengalami perang suku.

"Kopi ini juga memiliki arti istimewa bagi saya karena dengan kopi ini saya mendapatkan apron coffee master dan mengikuti berbagai kompetisi brewer," ujarnya.

Para finalis ini memang dinilai berdasarkan pengetahuan kopi, kompetensi teknis, kemampuan komunikasi, serta kreativitas minuman mereka. Karenanya, selain menyajikan kopi dengan teknik pour over, mereka juga menunjukkan kemampuan membuat latte art, dan menyuguhkan minuman kreasi mereka yang berbahan kopi.

Saat membuat signature beverages karyanya, Fariz mencampurkan berbagai bahan seperti jus nanas, cranberry, sparkling water, serta busa nitro sebelum menggabungkannya dengan kopi. Ia menyebutnya Tumaini, dalam bahasa Swahili berarti "Harapan."

Baca juga: Bagaimana Menyeduh Kopi Agar Terasa Lebih Enak?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com