Mungkin saja seseorang sudah dengan baik menerapkan kalori defisit, namun tidak cermat dalam memilih jenis makanan.
"Kalori defisit tapi makannya enggak benar. Makanan yang sehat dan enggak sehat itu akan beda hasilnya," tutur penulis buku kesehatan, #bukanbukudiet itu.
Alvin menyarankan kita untuk lebih memprioritaskan makanan alami, misalnya dari tanaman atau hewani. Namun, ada pula beberapa produk olahan yang baik dikonsumsi.
"Misal susu, yoghurt, telur, roti gandum juga bagus karena karbohidrat kompleks," ucap Alvin.
Selain itu, hindari makanan bertepung. "Tepung itu aku bilang karbohidrat yang tidak terlihat, kayak kecil tapi sebenarnya banyak," ujarnya
Tepung tidak hanya terdapat pada makanan seperti roti, namun makanan lain. Misalnya yang digoreng dengan dibalut tepung, alias gorengan.
Ketika diproses dengan teknik tersebut, minyak yang digunakan untuk menggoreng akan menyerap ke dalam makanan dan kandungan lemak makanan tersebut menjadi lebih tinggi.
Kalori yang terkandung dalam 1 gram lemak bisa mencapai sekitar dua kali dari perpaduan karbohidrat dan protein.
"1 gram lemak 9 kalori. Karbohidrat sama protein cuma 4 gram lebih sedikit jadi hampir dua kalinya," kata Alvin.
Solusinya pilihlah pola makanan sehat. Usahakan pada setiap waktu makan selalu ada komposisi karbohidrat dan protein. Hal ini sering dilanggar karena masih banyak orang yang porsi makannya hanya diisi karbohidrat.
Pastikan juga untuk minum air dalam jumlah yang cukup. Kopi dan teh menurutnya tidak dilarang selama tidak ditambahkan gula.
"Makan jangan tunggu lapar karena kalau sudah lapar kadang justru jadi kalap," kata dia.
Baca juga: Makanan Sehat yang Tidak Sehat
3. Kesalahan pola olahraga
Olahraga sendiri banyak jenisnya. Mulai dari olahraga fleksibilitas seperti yoga atau pilates, kardio seperti lari atau zumba, hingga angkat beban seperti yang banyak dilakukan di pusat kebugaran.