Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2018, 12:16 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Memiliki luas sekitar 219 kilometer2 dan 166 km2 di antaranya adalah air, kota Amsterdam, Belanda, telah menjadi pusat perdagangan sejak abad 14.

Dibelah banyak kanal atau parit besar, sehingga kota ini memiliki kurang lebih 400 jembatan, sekaligus membuat Amsterdam mendapat julukan sebagai kota Venesia ke-2.

Itu sebabnya salah satu cara terbaik untuk mejelajahi kota ini adalah dengan naik kapal menyusuri kanal-kanal.

Tak sulit menemukan tur kapal karena di setiap hotel atau pusat informasi wisata menyediakannya.

Penumpang mengantre sebelum menaiki kapal untuk tur menyusuri kanal di kota Amsterdam, Belanda.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Penumpang mengantre sebelum menaiki kapal untuk tur menyusuri kanal di kota Amsterdam, Belanda.
Bersama rombongan peserta kompetisi bartender yang diadakan Heineken, Kompas Lifestyle berkesempatan berlayar menggunakan kapal pesiar kecil selama 2 jam.

Kapal yang kami tumpangi adalah milik operator Smidtje yang merupakan kapal pesiar privat. Kapal dengan panjang sekitar 22 meter dan lebar 3 meter ini dilengkapi dengan bar dan meja makan.

Kami pun disuguhi aneka minuman dan juga panganan kecil. Ketika tiba waktu makan siang, kami juga menikmati menu prasmanan yang kebetulan waktu itu adalah menu Indonesia.

Alangkah nikmatnya menikmati sajian nasi pecel, ayam tumis, dan daging sambil berlayar tenang di atas kapal. Harga tur dengan kapal ini tentu relatif mahal, sekitar 40 euro per orang.

Namun, di sekitar Amsterdam tersedia beragam jenis kapal yang bisa dipilih turis, mulai dari yang mirip "bus" dengan banyak penumpang dengan harga 15 euro, sampai kapal pesiar untuk rombongan kecil.

Pemandangan yang bisa kita nikmati ketika berwisata dengan kapal di kanal-kanal kota Amsterdam, Belanda.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Pemandangan yang bisa kita nikmati ketika berwisata dengan kapal di kanal-kanal kota Amsterdam, Belanda.
Peter, pemandu kami menjelaskan, kanal di kota ini saling terkoneksi dan total panjangnya mencapai 110 kilomoter.

"Kedalaman airnya tetap dijaga tak lebih dari 3 meter, kalau musim hujan tidak akan banjir," katanya.

Walau permukaan air kanal tidak tampak jernih, tetapi tidak ada sampah atau limbah rumah tangga terlihat.

Peter mengatakan, kapal pesiar yang beroperasi di Amsterdam sebagian besar sudah memakai tenaga listrik sehingga tidak mencemari lingkungan.

"Dalam waktu dekat, kapal milik pribadi juga diwajibkan beralih memakai tenaga listrik," ujarnya.

Suasana kota Amsterdam dilihat dari kapal yang berlayar di kanal.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Suasana kota Amsterdam dilihat dari kapal yang berlayar di kanal.
Menyusuri kanal-kanal di kota yang didirikan tahun 1275 itu memberi suasana tamasya. Bangunan-bangunan tua yang cantik, taman dengan pohon besar dan burung-burung, orang duduk di muka kedai untuk minum dan berjemur, serta perahu yang lalu lalang di kanal.

Cuaca pada awal Oktober pun sangat cocok untuk berpesiar di kanal. Matahari bersinar cerah tetapi angin berhembus dingin.

Bagian kabin di kapal pesiar kecil di kota Amsterdam, Belanda.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Bagian kabin di kapal pesiar kecil di kota Amsterdam, Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com