Adapun kecanduan gawai memiliki sejumlah gejala, antara lain:
1. Perilaku dilakukan berulang
Siste menjelaskan, seseorang sudah bisa dikategorikan kecanduan jika melakukan suatu aktivitas atau perilaku secara berulang dengan pola yang bersifat maladaptif atau mengganggu kehidupan sehari-hari.
2. Toleransi
Seseorang dapat dikategorikan kecanduan jika dia membutuhkan jumlah atau waktu yang lebih banyak untuk menghasilkan efek kesenangan yang sama dengan sebelumnya.
“Misal, ketika main games awalnya 30 menit tapi dengan alasan mengatasi stres. Lama-lama dia membutuhkan waktu lebih panjang bahkan pasien saya hingga 18 jam, untuk mengatasi stres. Itu namanya ada toleransi,” kata Siste.
3. Mengalami efek gejala putus perilaku
Ketika seseorang yang mengalami kecanduan tidak mendapatkan apa yang dibutuhkannya, maka dia akan mengalami efek gejala putus zat (untuk adiksi zat) dan gejala putus perilaku (untuk adiksi non-zat).
Dalam konteks kecanduan games, mereka yang mengalami kecanduan akan merasakan tidak nyaman atau depresi ketika tidak bisa mengakses games yang diinginkannya.
“Kalau kecanduan perilaku seperti main games, gejala putus tersebut harus bertahan minimal dua hari (untuk bisa dikategorikan kecanduan). Jadi dia marah-marah, sedih, ngamuk,” tutur Siste.
4. Mengganggu fungsi kehidupan
Seseorang yang mengalami kecanduan perilaku, fungsi kehidupannya akan terganggu. Misalnya, pada usia sekolah prestasi anak yang semula baik menjadi menurun karena kebanyakan waktunya dihabiskan untuk main games. Atau pada konteks mahasiswa ada penurunan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bahkan hingga dikeluarkan dari kampus (drop out).
Tak hanya dari prestasi, relasi dengan orang-orang dekat juga terganggu. Misalnya, dengan orangtua.
“Orangtua jadi marah-marah terus, dia juga melawan padahal tadinya penurut,” kata dia.
5. Sulit mengontrol