Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2018, 11:36 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Banyak orang kerap berpikir, hidup bergelimang harta dan dikenal masyarakat luas pasti selalu membawa kebahagiaan, dan bebas dari masalah mental.

Namun, kenyataannya justru berkata sebaliknya.

Layaknya manusia kebanyakan, bangsawan seperti Pangeran Harry pun pernah dirundung masalah kehidupan, hingga berimbas pada kesehatan mentalnya.

Pada hari kedua tur ke Australia, Pangeran Harry menyampaikan pidato emosial tentang perjuangan dia melawan masalah kesehatan mental yang menimpanya.

Baca juga: Pangeran Harry Kenakan Cincin Kebugaran, Apa Fungsinya?

"Kalian perlu mengetahui bagian dari menjadi kuat dan tangguh adalah memiliki keberanian untuk meminta bantuan ketika membutuhkannya.”

Hal itu dituturkan Pangeran Harry kepada sekelompok petani di Dubbo, Australia.

Suasana saat The Duke of Sussex menyampaikan pidato juga sangat mendukung.

Saat itu, hujan turun deras dan ia berpidato di samping sang istri yang memegang payung untuk melindunginya dari hujan.

Pangeran Harry menunjukkan catatan angka bunuh diri di daerah pedesaan dan daerah terpencil lebih besar daripada di perkotaan.

Baca juga: Setiap 40 Detik Seseorang di Dunia Bunuh Diri, Bagaimana Mencegahnya?

"Anda tidak harus menderita secara diam-diam," tambahnya.

Pria 34 tahun itu berkata, tak ada orang yang hidup sendirian di muka bumi ini.

"Kita bisa berbicara secara personal dan meminta bantuan adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah bisa dibuat."

"Kita akan terus takjub bagaimana perubahan kehidupan menjadi lebih baik," ucap dia.

Pangeran Harry telah menjadi penasihat untuk kesadaran kesehatan mental sejak ia mendirikan Heads Together initiative.

Organisasi ini didirikan untuk membantu orang-orang untuk melawan masalah kesehatan mental.

The Duke of Sussex mendirikan organisasi itu bersama saudaranya, Pangeran William pada tahun 2016.

Dia dan Meghan mendukung organisasi tersebut pada bulan September saat momen 100 Days to Peace di London.

Pangeran Harry pertama kali berbicara tentang masalah kesehatan mental yang dialaminya dalam sebuah wawancara dengan The Daily Telegraph pada tahun 2017.

Dalam artikel itu, Harry mengatakan, pada usia 28 dia merasa berada di puncak amarah dan memiliki kecemasan besar.

Pangeran Harry menyadari emosi itu muncul dari kesedihan yang dia rasakan setelah kematian Putri Diana, sang ibu.

Baca juga: Pangeran William Luncurkan Situs untuk Atasi Problem Kesehatan Mental

"Saya yakin penyebabnya adalah kematian ibu pada usia 12 tahun, dan itu menghentikan semua emosi saya selama 20 tahun terakhir."

"Memiliki efek yang serius pada kehidupan pribadi saya dan pekerjaan saya," ucap Pangeran Harry.

Harry mengatakan, dia melakukan olahraga tinju untuk membantu mengeluarkan frustrasi dan agresinya, serta belajar untuk berbicara jujur tentang perasaannya.

Pangeran William juga bersikap terbuka tentang perjuangannya dengan kesehatan mental.

Pada bulan September, dia berbicara tentang bagaimana momen saat masih bekerja di Angkatan Udara Kerajaan mempengaruhi kondisi mentalnya.

Selama bekerja di Angkatan Udara Kerajaan, Pangeran William bertemu dengan banyak orang yang mengalami penderitaan dan keputusasaan. Tanpa disadari, itu sangat mempengaruhi hidupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber menshealth


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com