Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Hoax Kesehatan Itu Hasil Berbagi dari yang Tidak Sehat

Kompas.com - 24/10/2018, 09:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Siapa yang tidak kenal cucu Ratu Elizabeth yang berambut merah, berewokan, menikah dengan bintang film ‘Afro-American’ dan sedang berlibur (yang katanya ‘kerja’ membawa misi kerajaan) selama dua pekan di Australia?

Baca juga: Pangan ?Ultra-Proses?: Sukses Ekonomi Berbuah Kematian Dini

Jujur, saya mengikuti pemberitaan mereka yang selalu mengambil pokok berita Daily Mail dari hari ke hari. Terutama, setelah pasangan ningrat ini memberitakan kehamilan Meghan yang begitu heboh dengan prosedur kerajaan rumit penuh tata krama.

Hingga ia merasa perlu menyembunyikan dahulu perutnya yang membuncit dengan lipit baju atau map berwarna magenta yang tidak biasanya menjadi ‘bawaan’ anggota kerajaan saat turun pesawat. Dunia maya pun penuh cuitan pujaan sekaligus hujatan.

Di luar hiruk pikuk dunia mengomentari kedua orang ini, mereka senantiasa menunjukkan romantisme terbuka yang sebetulnya tabu bagi siapa pun yang mengaku keluarga kerajaan Inggris Raya.

Tapi yang saya lihat dari seorang perempuan bernama Meghan dan pangeran pujaannya adalah gairah tentang kehidupan.

Baca juga: Suplemen: Kepercayaan atau Kebutuhan?

Mereka begitu terlibat dalam irama hidup, saling menyentuh, saling menghargai, saling memuja. Semua yang dibutuhkan oleh sanubari manusia normal.

Saat orang sudah tidak lagi merasa dihargai apalagi dibutuhkan, maka seluruh makna hidup luruh lantak. And the world stands still. Dan dunia tak lagi berputar.

Barangkali jika ditelaah dari sudut pandang lebih luas, kakak beradik kedua pangeran bersama istri-istri mereka yang modis dan menggemparkan dunia fesyen itu sedang mengajarkan dunia tentang kesehatan mental. Dan memang, mereka saat ini mengayomi berbagai kegiatan lembaga amal kesehatan mental.

Seperti halnya definisi sehat oleh lembaga kesehatan dunia WHO, disebutkan sehat itu tidak melulu soal kesejahteraan fisik – tapi juga sehat secara kejiwaan, rohani, bahkan sosial ekonomi, dan kultur yang melingkupi manusia.

Baca juga: Mengapa Harus Mengandalkan Makanan Kemasan di Negeri yang Kaya?

Betapa memilukannya jika di usia paruh baya, seorang pensiunan hanya merasa seperti ‘kakak’ bagi istrinya. Atau sang istri cuma dianggap tukang masak dan penampung keluhan.

Tidur pun tinggal ‘punggung ketemu punggung’. Yang satu mudah terlelap dan mengorok sepanjang malam, sementara pasangannya masih menonton televisi dengan pikiran menerawang.

Jadi, seringkali saya perlu memberi ‘resep’ tambahan bagi pasien – terutama yang sebetulnya enggak berat-berat amat penyakitnya, tapi ia justru menderita sindroma kesepian.

Seperti yang dirilis oleh salah satu jurnal kesehatan, kesepian adalah suatu fakta yang membuat orang lebih cepat pikun dan meninggal sebelum waktunya.

Kesepian di tengah keramaian adalah yang paling mematikan. Saat orang-orang serumah sibuk dengan pekerjaannya, walaupun secara fisik mereka semua tinggal serumah dan makan bersama – tapi faktanya mereka ‘tidak ada’ bagi satu sama lain.

Ponsel dan dunia maya adalah pelarian masa kini, di mana orang-orang yang ‘sakit’ karena kesepian dan ditinggalkan mulai menemui makna keberadaannya.

Ucapan terima kasih atau sekadar emotikon menjawab pesan berantai membuat sang pengirim dihargai.

Walaupun yang dikirim tanpa disadarinya adalah berita bohong. Mulai dari yang telak-telak kelihatan bohong, hingga yang dipoles dengan nuansa intelek.

Banyak gangguan kejiwaan dan penyakit sulit sembuh yang sebetulnya ungkapan dari ‘batin yang menjerit’. Teriakan lirih untuk dihargai, disentuh, dan ditanya.

Bisa jadi salah satu dari mereka adalah orang terdekat kita sendiri. Yang sudah mulai menua, tapi masih butuh disapa. Dan dipeluk mesra seperti Harry dan Meghan Markle.

Baca juga: Kesehatan, Lahan Rentan Bisikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com