Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Hoax Kesehatan Itu Hasil Berbagi dari yang Tidak Sehat

Kompas.com - 24/10/2018, 09:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mereka begitu terlibat dalam irama hidup, saling menyentuh, saling menghargai, saling memuja. Semua yang dibutuhkan oleh sanubari manusia normal.

Saat orang sudah tidak lagi merasa dihargai apalagi dibutuhkan, maka seluruh makna hidup luruh lantak. And the world stands still. Dan dunia tak lagi berputar.

Barangkali jika ditelaah dari sudut pandang lebih luas, kakak beradik kedua pangeran bersama istri-istri mereka yang modis dan menggemparkan dunia fesyen itu sedang mengajarkan dunia tentang kesehatan mental. Dan memang, mereka saat ini mengayomi berbagai kegiatan lembaga amal kesehatan mental.

Seperti halnya definisi sehat oleh lembaga kesehatan dunia WHO, disebutkan sehat itu tidak melulu soal kesejahteraan fisik – tapi juga sehat secara kejiwaan, rohani, bahkan sosial ekonomi, dan kultur yang melingkupi manusia.

Baca juga: Mengapa Harus Mengandalkan Makanan Kemasan di Negeri yang Kaya?

Betapa memilukannya jika di usia paruh baya, seorang pensiunan hanya merasa seperti ‘kakak’ bagi istrinya. Atau sang istri cuma dianggap tukang masak dan penampung keluhan.

Tidur pun tinggal ‘punggung ketemu punggung’. Yang satu mudah terlelap dan mengorok sepanjang malam, sementara pasangannya masih menonton televisi dengan pikiran menerawang.

Jadi, seringkali saya perlu memberi ‘resep’ tambahan bagi pasien – terutama yang sebetulnya enggak berat-berat amat penyakitnya, tapi ia justru menderita sindroma kesepian.

Seperti yang dirilis oleh salah satu jurnal kesehatan, kesepian adalah suatu fakta yang membuat orang lebih cepat pikun dan meninggal sebelum waktunya.

Kesepian di tengah keramaian adalah yang paling mematikan. Saat orang-orang serumah sibuk dengan pekerjaannya, walaupun secara fisik mereka semua tinggal serumah dan makan bersama – tapi faktanya mereka ‘tidak ada’ bagi satu sama lain.

Ponsel dan dunia maya adalah pelarian masa kini, di mana orang-orang yang ‘sakit’ karena kesepian dan ditinggalkan mulai menemui makna keberadaannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke